Mengoptimalkan Marketing Pasca Pandemi COVID-19

Ekonomi harus terus berjalan, apalagi Indonesia sudah melewati dua gelombang COVID-19. Apa yang harus kita lakukan jelang akhir 2021?

Hanya yang paranoid bisa selamat. Paranoid dalam konteks ini tentunya harus waspada dengan segala macam data yang ada sebelum diolah menjadi informasi. Ambilan sikap paranoid tersebut terasa semakin menjadi saat pandemi COVID-19 yang membuat banyak bisnis, khususnya yang bergerak di bidang jasa, bertumbangan. Kejatuhan bisnis-bisnis tersebut terlihat dari data BPS (2021) yang menunjukkan pertumbuhan minus alias ada kontraksi besaran pasar Indonesia.

Namun data terbaru dari Pemerintah Indonesia menunjukkan hasil yang baik. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2021 mencapai Rp4.325,4 triliun atau atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.815,9 triliun. Ekonomi Indonesia triwulan III-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,55 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,10 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,28 persen. Kemudian, Ekonomi Indonesia triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,51 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,06 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,16 persen (BPS, 2021).

Sampai dengan triwulan III-2021, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 3,24 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,81 persen. Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 22,23 persen. Pertumbuhan ekonomi (y-on-y) pada triwulan III-2021 mengalami peningkatan di hampir seluruh wilayah, kecuali kelompok di Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang mengalami kontraksi pertumbuhan 0,09 persen. Namun, Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 57,55 persen mencatat pertumbuhan sebesar 3,03 persen (BPS, 2021).

Data-data BPS tersebut menunjukkan bahwa kinerja perekonomian terus mengalami perbaikan seiring dengan keberhasilan penanganan COVID-19.

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen 2019 s.d. 2021 – Bank Indonesia 2021

Selain data BPS, data Bank Indonesia (BI) mengenai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2021 mengindikasikan penguatan keyakinan konsumen seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Sebagaimana dapat dilihat dalam grafik, IKK Oktober 2021 tercatat sebesar 113,4, meningkat dari 95,5 pada bulan September 2021, serta kembali berada pada area optimis (>100). Sesuai laporan BI, kenaikan IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, IKK meningkat di hampir seluruh kota yang disurvei, tertinggi di kota Banten, diikuti Makassar dan Banjarmasin (Bank Indonesia, 2021).

Masih dapat dilihat dalam grafik, kenaikan IKK terutama didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Data tersebut sekaligus menunjukkan korelasi antara tiga variabel. Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat, seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai wilayah Indonesia sebagai dampak respons penanganan COVID-19 yang makin baik. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang juga terpantau menguat dan terus berada pada area optimis. Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha (Bank Indonesia, 2021).

Sikap marketer terhadap data

Mengeluhkan keadaan, jika ada yang masih mengeluh, tidak akan menyelesaikan masalah. Apalagi sekarang jelang akhir 2021. Kita harus berpikir bagaimana caranya terus melaju dan membangun fondasi pemasaran yang baik demi kesinambungan perusahaan. Keberlangsungan perusahaan utamanya terlihat dari pendapatan. Artikel ini memberikan lima masukan untuk menjaga kesinambungan pendapatan perusahaan:

Pertama, evaluasi penawaran. Stok di gudang menumpuk, gaji pegawai ada yang tertunda beberapa waktu termasuk dicicil, belum lagi PHK. Dengan keadaan tersebut, kita sadar beberapa hal, misal penurunan permintaan dan mungkin ada beberapa produk yang tidak relevan dengan kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, saat PPKM sedang sangat ketat, produk transportasi publik jelas kurang relevan, sementara produk-produk kesehatan menjadi sangat dibutuhkan.

Jika Anda menjual produk-produk yang kurang relevan dengan kebutuhan, dan mungkin produk tersebut memiliki waktu kadaluarsa yang lama, simpan dulu di gudang dan mulai coba jual kembali saat kondisi membaik, misal per Desember 2021. Kemudian sebagai sampingan sementara, bisa mencoba menjual produk-produk yang berhubungan dengan industri kesehatan dan turunannya, misal jasa layan antar khusus medis.

Kedua, komunikasi dengan konsumen. Hal-hal lain yang perlu Anda pikirkan sehubungan dengan evaluasi penawaran adalah kanal-kanal yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Jaga kehadiran kanal komunikasi melalui media yang dipakai konsumen, misal media sosial, surel, dan pesan instan. Sediakan juga fasilitas layan mandiri mengingat keterbatasan SDM dan biaya yang kita miliki. Ingat pula agar jujur sehubungan dengan waktu yang dibutuhkan barang agar sampai ke konsumen karena ada kemungkinan berbeda dengan masa pra-pandemi.

Ketiga, sesuaikan strategi marketing. Perhatikan semua jadwal kampanye pemasaran, kiriman-kiriman media sosial, hingga konten surel untuk menentukan mana saja yang perlu dipertahankan, disingkirkan, dan ditambah. Perhatikan perubahan nilai tambah dari perspektif konsumen. Misal data menyatakan bahwa konsumen saat ini sangat menekankan fitur pengiriman barang sampai ke rumah. Maka perusahaan dapat memikirkan promosi produk yang satu paket dengan pengiriman barang hingga ke rumah konsumen.

Keempat, optimalkan Search Engine Optimization (SEO). Pandemi membuat industri digital melesat tinggi dan membuat banyak perusahaan tidak siap dengan perubahan mendadak tersebut. Tetapi bisnis harus tetap berjalan. Konsumen semakin tergantung dengan situs penelusur dan mencari berbagai informasi di internet mengenai apa pun.

Maka, bisnis Anda harus bisa muncul di hadapan konsumen saat mereka mencari produk-produk tertentu. Agar produk Anda memiliki tampilan daring yang baik. SEO yang baik adalah kewajiban. Jika perlu, gunakan Search Engine Marketing (SEM) alias membayar kepada situs penelusur agar produk Anda tampil saat konsumen mengetikkan kata kunci tertentu.

Maka sehubungan dengan SEO, perhatikan parameter-parameter kinerja berikut:

  • Perbarui Google My Business perusahaan Anda dan optimalkan penelusuran lokal.
  • Buat dan perbarui konten-konten tahan lama (evergreen) yang sesuai dengan kompetensi dan kelebihan utama perusahaan/produk.
  • Perbaiki kecepatan akses masuk ke dalam situs dan laman-laman yang ada di dalamnya.
  • Terakhir, jika ada hal-hal terkait COVID-19 yang relevan dengan produk Anda, masukkan dalam SEO Anda. 

Kelima, tetap melaju. Sesuai penyampaian pemerintah, COVID-19 akan terus ada bersama kita. Namun langkah mitigasi yang sudah dilakukan, antara lain melalui vaksin massal, berhasil mereduksi dampak buruk C19 secara signifikan. Maka, tetap usahakan memenuhi kebutuhan konsumen sebaik mungkin, pahami dan tunjukkan sikap proaktif terhadap perubahan perilaku konsumen, buat rencana mangkus dan sangkil, sesuaikan strategi, dan fokus SEO, sehingga bisnis Anda dapat terus melaju keluar dari situasi sulit.

(Andika Priyandana)

Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Desember 2021

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s