Indonesia, bersama dunia, sedang berusaha menyembuhkan diri dari COVID-19. Bagaimana efeknya ke tim marketing?

Masa kuratif (penyembuhan penyakit) COVID-19 yang sedang dijalani Indonesia tidak berjalan mulus. Kembali terjadi lonjakan kasus dan daya tampung rumah sakit secara nasional sudah mendekati titik kritis. Bahkan di sebagian daerah, seperti Kudus, sudah jauh melebihi daya tampung sehingga kota-kota terdekat seperti di Semarang dan Solo terkena limpahannya. Penyebab masa kuratif tidak berjalan mulus antara lain adalah sikap sebagian masyarakat tidak patuh protokol kesehatan (prokes), khususnya saat lebaran, dan varian virus baru yang berasal dari luar negeri.
Dampaknya kepada perusahaan antara lain adalah digital marketing semakin menjadi keniscayaan, bahkan kenyataan yang sepertinya tidak akan hilang dalam waktu lama meski pandemi COVID-19 sudah berlalu. Kerja dari rumah semakin biasa dan harus dibiasakan. Bahkan, berbelanja kebutuhan sehari-hari pun semakin berpindah ke daring. Jikalau ada pekerjaan yang harus dilakukan luring, pekerjaan itu adalah pekerjaan yang belum bisa dialihkan ke robot, antara lain distribusi sembako dan pengambilan sampah.
Membahas spesifik digital marketing, perusahaan perlu memiliki tim yang sangat memahami perilaku segmen konsumen yang mereka pilih, termasuk alternatif produk yang mereka pilih jika produk kita dirasa kurang memuaskan. Jikalau perusahaan tidak memiliki tim dengan spesialisasi digital marketing, perusahaan perlu mengalihdayakan tugas tersebut kepada tim yang benar-benar mumpuni baik pekerjaannya dan hasilnya.
Secara umum, artikel kali ini akan membahas langkah-langkah membangun tim internal digital marketing dengan asumsi dana bukan masalah. Skenario yang diambil dapat diterapkan di berbagai industri dengan beberapa pesaing di Indonesia.
Langkah pertama, pastikan tim memahami konsumen Anda. Memahami konsumen berarti memahami mereka lebih jauh daripada sekedar geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Dalam konteks digital marketing, ketahui dan pahami pelantar apa saja yang mereka gunakan. Ketahui apa saja surel yang biasa mereka pakai. Ketahui di mana mereka biasa mengobrol secara daring. Jika mereka mengobrol di Facebook, Twitter, dan Instagram, cari tahu apa saja obrolan mereka di sana.
Apakah terdengar kompleks? Memang kompleks. Apalagi ini era digital marketing. Maka, carilah individu-individu dengan kemampuan dasar analisis data konsumen yang mumpuni. Jikalau mereka belum memiliki kemampuan dasar analisis, pastikan mereka adalah talenta-talenta yang mudah dididik untuk membaca data-data akun berpengaruh, tren sentimen positif dan negatif, kata kunci yang biasa dipakai konsumen, dan masih banyak lagi.
Langkah kedua, pastikan tim Anda mendapatkan insentif yang baik. Insentif yang baik tidak sekedar gaji dan tunjangan minimal sesuai pasar. Ingat, anggota tim Anda adalah para analis data konsumen yang beredar di berbagai pelantar, mulai dari surel hingga media sosial. Mengumpulkan, membaca, dan mengolah data tersebut bukan tugas yang mudah dilakukan dengan pekerjaan level bawah. Maka, berikan mereka ganjaran yang pantas dan tidak sekedar memeras otak mereka.
Selain gaji dan tunjangan yang pantas, berikan kepada mereka fasilitas yang memadai mulai dari akses internet ultra lancar dan komputer/laptop dengan prosesor dan memori mumpuni. Alasannya adalah, kegiatan tim Anda sangat melibatkan berbagai aplikasi yang memakan data internet sangat besar untuk keperluan pertemuan video daring, simpan data di komputasi awan, distribusi data dari satu komputer ke komputer lain, dan tentunya akses internet lancar berkapasitas data besar agar semua kegiatan yang sudah disebut sebelumnya berjalan lancar.
Jika Anda memberikan insentif sekedar rata-rata air dan menyediakan fasilitas terbatas, jangan harap kinerja tim Anda akan mumpuni. Apalagi jika anggota tim Anda masih disuruh menggunakan peralatan perlengkapan pribadi dengan akses internet dibiayai sendiri, tetapi insentif sekedar rata-rata air. Berarti tim digital marketing mumpuni masih jauh panggang dari api atau masih bagai pungguk merindukan bulan.
Langkah ketiga, pastikan tim Anda mendapatkan mediasi piranti lunak analisis data mumpuni. Setelah Anda memiliki tim dengan basis pengetahuan konsumen yang baik dan didukung insentif menarik, pastikan mereka mendapatkan fasilitasi piranti lunak analisis data papan atas. Piranti lunak untuk keperluan analisis data tersebut bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.
Sebagai contoh piranti lunak untuk keperluan analisis obrolan di media sosial. Usahakan memilih alat analisis yang bisa mengetahui siapa saja akun berpengaruh di media sosial, tipe sentimen yang muncul, pelantar-pelantar yang rutin dipakai untuk mengobrol, hingga ketersediaan analisis jejaring sosial. Untuk keperluan surel tentu beda lagi. Pilih alat yang mampu membaca level respon konsumen dengan surel yang dikirim. Tentu akan lebih baik lagi jika alat tersebut mampu mengetahui tipe judul surel dan isi surel yang paling banyak mendapatkan respon positif dari konsumen.
Dalam langkah ketiga inilah, Anda tentunya menyadari kenapa langkah pertama dan langkah kedua sangat penting. Tanpa anggota tim terdidik dan terlatih, tidak mungkin mereka mampu membaca dan mengolah data yang ada. Tanpa dukungan fasilitas teknis memadai, tidak mungkin alat-alat yang sangat memakan kinerja komputer dapat berjalan dengan baik.
Langkah keempat, berikan pendidikan digital marketing secara berkala kepada tim Anda. Ibarat pisau yang jika terus digunakan menjadi tumpul, begitu juga dengan anggota tim Anda. Hindari memakai mereka terus-menerus untuk keperluan analisis data. Berikan hak mereka, yang berarti kewajiban Anda, untuk belajar dan memahami hal-hal baru. Hal-hal baru tersebut bisa pelatihan cara pemakaian alat analisis baru, outbound untuk menyegarkan otak sekaligus mendapatkan wawasan baru di bidang digital marketing, dan masih banyak lagi.
Langkah kelima, ingat awasi pesaing Anda. Saat Anda mulai mengerjakan analisis digital marketing secara serius, berarti Anda harus memperhatikan secara serius pula para pesaing Anda. Jika Anda mengabaikan pesaing Anda, ingat bahwa sangat mungkin para pesaing Anda sedang bersyukur karena Anda tidak mengawasi tindak tanduk mereka di dunia internet.
Bentuk pengawasan yang perlu Anda lakukan antara lain pengecekan obrolan dengan kata kunci yang menyebutkan pesaing Anda. Perhatikan bagaimana cara mereka melakukan pemasaran dan promosi. Siapa tahu, mereka mengeksploitasi kelemahan produk Anda dan mengetahui kelemahan tersebut karena konsumen Anda membicarakannya di media sosial.
Sebagai contoh, seorang konsumen mengeluh di media sosial karena produk Anda memiliki fitur yang tidak ramah pengguna dan terlalu banyak memakan data internet. Pesaing Anda yang memonitor obrolan tersebut di media sosial segera memanipulasi dan memanfaatkan obrolan tersebut dengan memperbaiki fitur serupa yang ada pada produknya, lalu memasarkannya sebagai produk dengan fitur ramah pengguna dan tidak memakai data secara signifikan.
Penutup
Lima langkah di atas adalah hal standar yang perlu Anda pahami dan jalankan jika ingin membangun dan mengembangkan tim digital marketing secara internal di era digital. Jikalau Anda ingin mengalihdayakan kegiatan tersebut, pastikan perusahaan alih daya yang Anda pilih memiliki dan mampu menjalankan lima kemampuan di atas. Tentu saja, pastikan manajer marketing atau direktur marketing di perusahaan Anda memiliki pengetahuan digital marketing yang baik sehingga memahami presentasi dan strategi yang disampaikan perusahaan alih daya yang Anda pilih.
(Andika Priyandana)
Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Juli 2021