GoTo Bakal Beruang, Banteng, atau Medioker

Pertengahan Mei 2021, Gojek dan Tokopedia mengumumkan telah melakukan salah satu megamerger terbesar dalam sejarah bisnis di Indonesia. Artikel ini mencoba membahas dari perspektif konsumen, pemerintah, dan investor.

What is GoTo

“Apa itu GoTo? – What is GoTo?” adalah salah satu berkas yang didapatkan insan pers Indonesia berkenaan dengan merger Gojek dan Tokopedia. Berkas tersebut memberikan ilustrasi mengenai apa saja hal-hal yang akan didapatkan dari konsumen dengan bergabungnya dua raksasa teknologi tersebut.

Gojek membawa empat layanan. Layanan pertama adalah mobilitas dan logistik yang antara lain terdiri dari goride, gocar, dan gosend. Layanan kedua adalah gaya hidup dan liburan yang antara lain terdiri dari gotix, gonews, dan gogames. Layanan ketiga adalah makanan dan groseri yang antara lain terdiri dari gofood dan gomart. Layanan keempat adalah layanan keuangan dan pembayaran yang antara lain terdiri dari gopay dan paylater. Sedangkan Tokopedia membawa layanan loka pasar perdagangan daring dengan berbagai turunannya, antara lain mitra tokopedia, TokoCabang, dan tokopedia wedding.

Layanan-layanan tersebut bukan sekedar layanan asal ada. Dari berbagai segmen konsumen yang mereka layani, seperti segmen pengguna ojol, segmen pembelanja daring, segmen pemilik kendaraan roda dua, dan masih banyak lagi, GoTo antara lain memiliki statistik berikut: 1,8 miliar transaksi di 2020; >100 juta pengguna aktif bulanan, >2 juta mitra pengemudi, dan >US$22 miliar total nilai transaksi di 2020.

Jadi, jika Anda adalah seseorang dalam usia produktif dan tinggal di kota besar selevel ibukota provinsi, kemungkinan besar Anda sudah memiliki aplikasi Gojek dan Tokopedia di ponsel pintar Anda. Jadi jika membayangkan skenario berikut: Jam delapan pagi pesan GoRide untuk pergi ke halte bus, stasiun kereta, atau langsung ke kantor (tentu dengan asumsi bukan dalam suasana COVID-19). Jam 11-12 siang sudah mulai buka-buka Tokopedia cuci mata mencari barang dan mungkin memutuskan belanja daring. Jam 16 beli pulsa via Tokopedia dengan jasa keuangan Ovo. Jam 17 memutuskan naik taksi Bluebird dengan aplikasi GoBluebird karena ada rapat jam 18 di kafe. Jam 20 akhirnya pulang ke rumah dan kembali menggunakan layanan GoRide.

Praktis keseharian Anda sebagai seorang konsumen, bahkan hampir sejak bangun tidur hingga kembali tidur, sudah ada dalam ekosistem GoTo. Tak pelak, kesan hidup Anda dimonopoli GoTo sangat terasa.

Apa kira-kira langkah pemerintah?

Saat Tokopedia dan Gojek belum merger, kekuatan mereka sudah setara parpol level bawah yang tidak bisa disepelekan pemerintah. Daya serap lapangan kerja Gojek di level akar rumput yang luar biasa tinggi, antara lain kepada pemilik kendaraan roda dua, membuat pemerintah seakan tutup mata bahwa mereka memiliki peraturan yang melarang kendaraan roda dua sebagai transportasi publik. Tokopedia juga memiliki peran luar biasa besar sebagai etalase penjualan barang dan jasa lebih dari 11 juta pelaku UMKM di Indonesia. Peran Tokopedia seakan membuat peran lembaga pemerintah yang mengurus UMKM menciut signifikan.

Pasca merger, kekuatan ekonomi, sekaligus kekuatan politik, yang dimiliki gabungan GoTo tentu membesar. Bahkan GoTo bisa dikatakan sudah memiliki kekuatan layaknya parpol kelas menengah. Pada tahap ini, merger Gojek dan Tokopedia memberikan kesan monopoli yang kuat, menganggu persaingan usaha yang sehat, dan punya kemampuan mengontrol pasar dari sisi harga, akses, hingga kualitas.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai perwakilan pemerintah terindikasi memiliki ketidakjelasan rencana langkah ke depan jika menilik tindakan-tindakan mereka sebelumnya terhadap raksasa teknologi di Indonesia.

Apa kira-kira opini investor?

Untuk mengetahui apa kira-kira opini mengenai GoTo dari sudut pandang investor, Majalah Marketing mewawancarai Andy Laver. Andy Laver adalah seorang Merger and Acquisition Advisor yang berdomisili di Tokyo, Jepang. Berikut petikan wawancara Majalah Marketing dengan Andy Laver.

Majalah Marketing (MM): Apa opini Anda secara umum mengenai merger Gojek – Tokopedia yang terkesan sangat cepat jika diperhatikan sejak awal perundingan terkuak ke publik?

Andy Laver (AL): Menurut saya ada beberapa hal yang membuat proses merger Gojek – Tokopedia terjadi dengan cukup cepat:

  • Rencana bisnis dari dua “kompetitor” utama dari Gojek dan Tokopedia di Asia Tenggara yaitu Grab dan SEA (Catatan Redaksi: SEA dikenal juga sebagai Sea Group adalah perusahaan publik dari Singapura. SEA memiliki Shopee, sebuah pelantar perdagangan daring yang beroperasi di Asia Tenggara).
  • Jumlah investor yang relatif tidak terlalu banyak. Berdasarkan data di CB Insights, ada 36 investor di Gojek, 10 investor di Tokopedia, dan 4 dari mereka berinvestasi baik di Gojek dan Tokopedia. Jika kita melihat nama dari investor-investor tersebut dan portofolio mereka, maka kita bisa melihat bahwa mayoritas dari mereka mempunyai investasi di banyak perusahaan yang sama.
  • Hubungan antar tokoh-tokoh kunci di Gojek dan Tokopedia yang sepertinya cukup harmonis. Hubungan jelas sangat penting karena itu akan mempengaruhi visi dan kepemimpinan dari entitas setelah merger.

MM: Menurut Anda, bagaimana peta persaingan di dunia perusahaan rintisan berbasis teknologi di Asia Tenggara paska merger dari Gojek dan Tokopedia?

AL: Kita akan melihat persaingan yang sangat seru antara tiga “raksasa” di Asia Tenggara, yaitu GoTo, Grab, dan SEA. Menurut data di CB Insights, valuasi dari GoTo adalah sekitar USD 18 miliar. Grab berencana untuk melakukan “go public” di Amerika melalui merger dengan Altimeter Growth Corp. yang merupakan sebuah SPAC (Special Purpose Acquisition Company) dengan target valuasi setelah merger di sekitar USD 40 miliar. Kemudian, menurut sebuah artikel di Nikkei Asia, SEA yang merupakan perusahaan terbuka saat ini berada di valuasi sekitar USD 120 miliar.

Untuk menghadapi Grab dan SEA, saya percaya besar kemungkinan manajemen dari GoTo akan melanjutkan dengan dual listing IPO. Dual listing IPO tersebut akan menaikkan valuasi GoTo ke level yang mungkin cukup dekat dengan valuasi dari Grab dan Altimeter. Tentunya, IPO akan memberikan amunisi bagi GoTo dalam melakukan ekspansi.

Pertanyaannya adalah apa yang akan ditawarkan oleh GoTo dalam prospektus mereka saat IPO nanti? Saya percaya besar kemungkinannya bahwa GoTo akan menawarkan rencana ekspansi di beberapa negara di Asia Tenggara terutama di Vietnam dan Thailand, baik secara organik dan mungkin lebih banyak secara inorganik melalui transaksi-transaksi merger dan akuisisi.

Kenapa begitu? Karena GoTo tetap harus menawarkan tingkat imbal balik yang menarik dan tepat waktu bagi investornya, baik yang sudah ada sekarang dan yang akan datang dan tingkat imbal balik tersebut sangat susah untuk dicapai jika hanya mengandalkan pengembangan bisnis secara konvensional saja.

Hal lain yang akan sangat menarik adalah untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Amazon di pasar Asia Tenggara. Dengan jumlah populasi sekitar 675 juta orang, Asia Tenggara bukan pasar yang bisa dilewatkan begitu saja. Dengan adanya GoTo, Grab, dan SEA, ekosistem yang terbentuk semakin matang dan penciptaan nilai melalui akuisisi dan merger jelas akan menjadi strategi pilihan. Pertanyaannya adalah pada tahap yang mana Amazon akan masuk secara agresif di Asia Tenggara. Saya rasa kita akan memasuki masa integrasi pasar daring di Asia Tenggara dalam dekade ini.

Penutup

Setelah membaca semua penuturan di atas, apa kira-kira opini Anda? Apakah masa depan grup teknologi GoTo semakin menandak layaknya banteng? Sekedar medioker karena ternyata pertumbuhannya biasa-biasa aja? Atau malah tidur seperti beruang di musim dingin karena persaingan dan tidak mampu lagi melayani konsumen dengan baik? Silahkan Anda berdayakan analisis deduktif Anda.

(Andika Priyandana)

Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Februari 2022

Iklan
Pos ini dipublikasikan di Tidak Dikategorikan. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s