Menyiapkan Bisnis Menuju Kenormalan Baru

Meski pikiran sedang kusut dan sekusut kondisi ekonomi makro serta mikro, bisnis tetap harus jalan. Roda ekonomi tetap harus berputar.

Potret Tenaga Kerja Terdampak COVID-19

Akibat situasi pandemi COVID-19, bisnis sudah banyak yang megap-megap, khususnya bisnis yang menekankan jasa dan interaksi tatap muka dengan konsumen. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel “Potret Tenaga Kerja Terdampak COVID-19″, sampai awal Maret 2020 sudah lebih dari tiga juta pekerja terdampak COVID-19.

Di antara para pekerja tersebut, ada yang dirumahkan, terkena PHK, maupun pemulangan pemagangan. Kejadian tersebut tidak dapat dihindari dan memang harus dilakukan untuk menekan persebaran COVID-19. Namun, sudah tentu para tenaga kerja usia produktif tidak dapat terus dibiarkan menganggur tanpa pemasukan karena bisa menimbulkan krisis sosial. Harus ada solusi untuk menjalankan roda ekonomi meski vaksin COVID-19 belum ditemukan.

Lebih lanjut saat menilik data BPS (2020), bisnis yang jelas megap-megap ada dalam sektor transportasi dan pergudangan, jasa perusahaan, penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian – kehutanan – perikanan, jasa lainnya, perdagangan besar dan eceran – reparasi, konstruksi, pengadaan air – pengolahan sampah, produk domestik bruto, real estat, industri pengolahan, administrasi pemerintahan – pertahanan, pertambangan dan penggalian, jasa pendidikan, serta pengadaan listrik dan gas.

Hanya tiga sektor yang mengalami laju kenaikan pertumbuhan, yaitu informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta jasa keuangan dan asuransi. Catatan penting, pada triwulan I-2020, belum satu pun dari sektor-sektor tersebut mengalami kontraksi. Berarti, pandemi COVID-19 memang memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan laju pertumbuhan.

 

Sektor-sektor perekonomian. Sumber: BPS Diolah.

Berarti, mau tidak mau, suka tidak suka, kita memang harus hidup dalam titik keseimbangan baru. Kita harus beradaptasi dengan keadaan ini. Adaptasi keadaan baru tersebut antara lain dengan menyusun ulang strategi dan taktik, minimal selama setahun ke depan.

Prediksi pertumbuhan ekonomi dan bisnis berbasis data lima tahun terakhir sudah tentu menjadi tidak valid karena prediksi dilakukan dengan basis asumsi faktor-faktor pendukung pertumbuhan relatif sama dengan sebelumnya. Cara kita melakukan marketing, cara berkomunikasi dengan pelanggan, cara beriklan, dst, harus kita sesuaikan. Jikalau kita memang benar-benar bisa kembali seperti masa sebelum pandemi COVID-19, sudah tentu sulit terlaksana hingga setahun ke depan.

Opini masyarakat mengenai kenormalan baru (new normal)

Maka sebagaimana layaknya pebisnis dan marketer yang baik, kita perlu menyusun strategi dan taktik baru yang tetap berorientasi pasar. Untuk mengetahui apa yang pasar sampaikan mengenai keadaan terkini, khususnya yang berhubungan dengan kenormalan baru, kita dapat menelusuri obrolan-obrolan di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Melalui obrolan-obrolan tersebut, kita dapat fokus kepada profil-profil yang memberikan pengaruh (influencers) dan dapat kita ukur, antara lain melalui jumlah share dan retweet.

Drone Emprit Academic (DEA) membantu penulis melakukan pengumpulan data-data Twitter yang berhubungan erat dengan pandemi COVID-19, yaitu “kerja dari rumah (work from home (WFH))” dan topik yang akan kita gali, yaitu “new normal”. Drone Emprit Academic melakukan penarikan data obrolan Twiitter dengan Bahasa Indonesia dari tanggal 31 Mei s.d. 7 Juni 2020 dan berhasil mengumpulkan 73.815 status Twitter yang menyebutkan kata kunci “new normal” dan “wfh”.

Temuan menarik lainnya adalah tren sentimen positif rutin di atas tren sentimen negatif selama periode tersebut dengan total sentimen positif sebesar 52 persen, negatif sebesar 39 persen, dan netral sebesar 8 persen. Sedangkan sebagian dari status-status berpengaruh yang mendapatkan respon tinggi dalam bentuk retweet dan status disukai adalah sebagai berikut:

Tahukah anda, di Tanah Larwina Hulu Langat adalah tempat yang amat cantik, ada sungai dan sangat sesuai untuk new normal wedding yang tak ramai orang? Let the pictures do the talking: https://t.co/lH87YKJny1 https://t.co/d3uQPs2nPB (@arifeddy12, 6 Juni 2020, 1.148 RT)

Disuruh perang. Tapi gatau lawannya siapa. Ga punya senjata apa-apa. New normal life, katanya? Yakin bukan pembunuhan masal? https://t.co/t5dUtX8F9Y (@pandaimelamun, 30 Mei 2020, 997 RT)

New Normal, Akad Nikah Maksimal Dihadiri 30 Orang https://t.co/wODpXaJrhF (@CNNIndonesia, 31 Mei 2020, 370 RT)

Whether its a NORMAL, atau NEW NORMAL..as long as kita boleh kembali bebas macam dulu, bersyukur sangat dah. Walaupun sekarang kena pakai mask. Walaupun sekarang kena pakai hand sanitizer. Walaupun sekarang kena register nak masuk mall. Walaupun sekarang kena jaga jarak. Its ok (@SabrinaShuhaim1, 31 Mei 2020, 214 RT)

Skrg w sedikit mengerti kenapa pemerintah mau buru2 memberlakukan new normal, keberatan dgn new normal tp diluar sana banyak yg udah di phk dan kembang kempis keuangannya sementara ada keluarga yg harus dihidupi. Good luck everyone, semoga pandemi bangsat ini lekas kelar🙏🏼 (@Hujandisenja, 1 Juni 2020, 58 RT)

Langkah langkah new normal saat kembali bekerja. Yakin bisa disiplin? Yakin. 💪 https://t.co/eRBgVD7ewl (@blogdokter, 3 Juni 2020, 54 RT)

Pemerintah sedang mempersiapkan penerapan New Normal atau Tatanan Baru, Railmin coba bantu rangkum beberapa item yg wajib #SahabatKAI bawa saat beraktivitas di luar ruangan jika New Normal mulai diberlakukan, kalau ada yang mau menambahkan boleh dong nambahin di kolom komentar. https://t.co/fHtGeU109Y (@KAI121, 3 Juni 2020, 38 RT)

Kita dapat melihat temuan-temuan menarik mengenai status populer dan mendapatkan respon tinggi dari warganet Twitter. Secara umum, temuan-temuan tersebut adalah:

  • Banyak orang Indonesia yang sudah kangen jalan-jalan dan berwisata. Berarti, ada potensi industri pariwisata yang tumbuh kembali dengan segera saat kenormalan baru meski pendapatan belum tentu setinggi sebelumnya karena harus memenuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
  • Masih ada ketakutan dari sebagian orang mengenai kemungkinan penyebaran COVID-19 yang kembali menanjak cepat karena penerapan kenormalan baru. Berarti, pebisnis dan marketer harus mampu memberikan pesan yang mampu menurunkan rasa takut dan memberikan rasa aman dari kemungkinan tertular virus SARS-CoV-2.
  • Jasa penyelenggara acara tetap memiliki potensi pertumbuhan pada periode kenormalan baru, namun tetap harus menjalankan prosedur kesehatan dan keamanan.
  • Orang-orang sudah bosan hidup di rumah menjalani PSBB dan karantina mandiri. Mereka terindikasi bersedia hidup dalam kenormalan baru beserta segala kewajiban yang menyertai.
  • Kebutuhan perut, khususnya golongan dengan minim tabungan atau tabungannya sudah terkuras akibat PHK, masa karantina, dll, sudah semakin mendesak. Berarti relatif tidak ada kesulitan bagi bisnis yang ingin kembali berjalan untuk merekrut tenaga kerja.
  • Kalangan tenaga kesehatan mendorong masyarakat untuk menjalani prosedur dan tata tertib kenormalan baru.
  • Pemerintah sedang menyiapkan Tatanan Kenormalan Baru, termasuk untuk kegiatan transportasi massal.

Dari poin-poin di atas, kita bisa melihat bahwa masyarakat secara umum sudah siap menyambut tatanan kenormalan baru. Bahkan jika kita mau terbuka dengan keadaan di lapangan, banyak anggota masyarakat melakukan pelanggaran PSBB yang berarti, kita memang sudah harus menyiapkan diri dengan realitas dan beradaptasi dengan realitas tersebut.

Makepung Lampit – Doddy Sudibia

Dalam konteks bisnis dan marketing dari sektor-sektor ekonomi yang berkontraksi di Indonesia, telah terlihat potensi pertumbuhan kembali jika menilik opini masyarakat. Pertumbuhan tersebut dapat semakin didorong dengan sinergi dengan sektor yang tetap tumbuh positif di tengah pandemi, misal sektor informasi dan komunikasi. Secara lebih detail, berarti mengoptimalkan kanal digital atau kanal komunikasi lainnya sesuai dengan segmen konsumen yang kita tuju.

Depok, 8 Juni 2020

(Andika Priyandana)

Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Juli 2020

One thought on “Menyiapkan Bisnis Menuju Kenormalan Baru

  1. Ping-balik: Mendengar Audiens Demi Menghadapi Kenormalan Baru | WebLog Andika Priyandana

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s