Kerja dari rumah (work from home) menggema ke seantero dunia, temu virtual (virtual meeting) pun semakin menjadi kewajiban yang harus dijalankan.
Sekitar bulan April, sempat beredar lelucon sangat populer yang beredar khususnya di kalangan pemilik bisnis, marketer, dan pekerja kantoran lainnya. Ada pertanyaan berikut: Hal apakah yang paling signifikan menciptakan transformasi digital di perusahaan Anda?
- Presiden Direktur.
- Direktur Pemasaran.
- SARS-CoV-2.
Jawabannya tentu merujuk SARS-CoV-2 karena kenyataan saat itu adalah himbauan jaga jarak menggema di mana-mana sedangkan di luar negeri banyak negara melakukan lockdown atau karantina wilayah sehingga pertemuan bisnis konvensional tidak dapat dilakukan. Temu virtual segera menjadi pilihan yang wajib dijalani. Orang-orang yang tidak terbiasa dan mungkin tidak pernah bersentuhan dengan Skype, WhatsApp Video, Google Duo, Zoom, dan berbagai aplikasi temu virtual lainnya mau tidak mau harus mulai belajar menggunakan.
Berkenaan dengan keadaan ini, tentu menjadi hal menarik untuk mengetahui bagaimana awal mula popularitas virtual meeting karena pandemi Covid-19 muncul di masyarakat. Bahasan tidak akan ditekankan pada aplikasi-aplikasi virtual meeting yang ada dan sudah ramai digunakan masyarakat karena sudah banyak tulisan lain yang membahas.
Hal lebih menarik yang dapat kita telusuri dapat dimulai dengan awal popularitas kata kunci kerja dari rumah (work from home). Kita bisa mencoba mengetahui di mana saja kerja dari rumah meraih popularitas, khususnya di ranah jejaring sosial, tagar-tagar yang berhubungan dengan kerja dari rumah, dan sentimen pengguna jejaring sosial mengenai kerja dari rumah.
Drone Emprit Academic (dea.uii.ac.id) memberikan masukan data sangat berharga terkait “kerja dari rumah” di dunia. Dengan pelantar Drone Emprit Academic, saya menarik data pembicaraan pengguna Twitter global mengenai kerja dari rumah sejak tanggal 1 Maret 2020 sampai dengan 6 Mei 2020. Tanggal tersebut dipilih karena pada bulan sama, terdapat beberapa peristiwa khusus baik di Indonesia maupun global.
Peristiwa tersebut antara lain himbauan jaga jarak di Indonesia yang kemudian berlanjut dengan pengumuman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di akhir bulan, lalu karantina wilayah di India, Italia, dan negara-negara lainnya, hingga berakhirnya karantina wilayah di beberapa negara tapi tetap dengan kewajiban menjaga jarak. Khusus untuk penulisan artikel ini, tampilan data fokus pada peta buzzer, tagar-tagar populer, sentimen yang muncul di tengah masyarakat, dan top influencers yang memberi gambaran penggunaan temu virtual.
Kerja dari rumah: Peta buzzer dan tagar populer
Dari hasil tarikan data pembicaraan Twitter menggunakan Drone Emprit Academic, terdapat 599.846 mention yang berhubungan dengan kerja dari rumah. Sebagaimana terlihat pada Peta Buzzer, sepuluh negara pemberi mention terbanyak adalah Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, India, Uganda, Australia, Nigeria, Singapura, Kanada, dan Irlandia. Sedangkan 10 kota terbesar tempat buzzer melakukan cuitan adalah Jakarta, Yogyakarta, Bandung, London, Surabaya, Mumbai, New Delhi, Kampala, Malang, dan Bogor.
Sepuluh tagar terpopuler selama periode 1 Maret 2020 sampai dengan 6 Mei 2020 adalah #dirumahaja sebanyak 216.251 mention, #WorkFromHome sebanyak 48.956 mention, #WFH sebanyak 44.465 mention, #StaySafeStayHome sebanyak 42.328 mention, #COVID19 sebanyak 25.677 mention, #StayAtHome sebanyak 9.670 mention, #StayHome sebanyak 7.135 mention, #coronavirus sebanyak 6.720 mention, #SocialDistancing sebanyak 4.243 mention, dan #lockdown sebanyak 4.159 mention.
Kerja dari rumah: Sentimen dan top influencers
Dari total 599.486 mention, terdapat 268.032 sentimen positif, 121.090 sentimen negatif, 121.090 sentimen netral, dan 21.047 mention baru yang sedang dalam proses identifikasi sentimen. Kemudian saat melihat pergerakan tren sentimen sejak 1 Maret hingga 6 Mei, sentimen positif terus mendominasi kecuali tanggal 29 Mei dan 30 Mei yang terdapat lonjakan mendadak sentimen negatif dengan penyumbang cuitan terbanyak dari Indonesia.
Top 10 influencers kerja dari rumah adalah @KemenkesRI dengan 7.216 RT + Reply Count, @kristoimmanuel dengan 3.143 RT + Reply Count, @yurayunita dengan 3.006 RT + Reply Count, @boonaku dengan 2.995 RT + Reply Count, @DKIJakarta dengan 2.922 RT + Reply Count, @CahyadiAnugrah dengan 2.675 RT + Reply Count, @ajaydevgn dengan 2.629 RT + Reply Count, @dsuperboy dengan 2.521 RT + Reply Count, @SMTOWN_idn dengan 2.390 RT + Reply Count, dan @corbuzier dengan 2.229 RT + Reply Count.
Temu virtual dalam cuitan
Dari tangkapan data, terdapat beberapa tujuan melakukan temu virtual. Yura Yunita (@yurayunita) pada 7 April 2020 memberikan cuitan berikut yang menginformasikan duet dengan Dian Sastro (@therealDiSastr):
#duetdirumah bersama perempuan hebat, idola dari semua idola Kak @therealDiSastr. Serenata Jiwa Lara – Harus Bahagia. Lagunya kak Dian bareng Diskoria Selekta ini jadi salah satu lagu moodbooster favoritku yang bikin bahagia selama #dirumahaja 💕 https://t.co/nqdulOnl0y
Hal menarik lain ditemukan melalui retweet oleh Afnizar Nur Ghifari (@afrizarnur) yang menginformasikan Live Camp – Konferensi Seharian Seputar Teknologi Web pada 18 April 2020:
RT Streaming #livecampid, konferensi online tentang teknologi web kita mulai ya. Kalian bisa tonton di https://t.co/8FR02jdnPy sambil #dirumahaja [RE tyohan]
Dari negara India, terdapat cuitan oleh GDG Ahmedabad (@GDGAhmedabad) yang berhubungan dengan kerja dari rumah dan acara daring mengenai tips kerja dari rumah dan praktik-praktik terbaik:
Our Online event is happening on “Working from Home – Tips and Best Practices” Join here NOW: https://t.co/dvnaVs80Uv #GDG #WorkFromHome
Masih dari luar Indonesia, Ali Niyaz (@Niyaz2019) dari Maladewa pada 30 Maret memberikan cuitan mengenai keikutsertaan dalam web conference yang disiarkan secara langsung melalui YouTube:
23rd Sitting of 1st Session of 2020 @mvpeoplesmajlis (web conference ) #Live https://t.co/sjC2XN9bak #StaySafeStayHome https://t.co/68qX0CFlrG [RE Niyaz2019]
Irlandia memberikan contoh lain bentuk temu virtual. Ray (@RayLlosgi) melakukan retweet mengenai live streaming pada 4 Mei 2020 mengenai bermain PUBG Mobile dan Call of Duty Mobile:
RT 🔴 LIVE SHOW IN 30 MINUTES!! *Click Link Below to Watch & Chat With Us Live!* ⏰8pm IrishTime ☘ https://t.co/TJdWpLQ3Et @AreYaHavingThat @johnsharpson @SirLisaLevi #Irish #StayAtHome #StaySafeStayHome #BrewCrewFamily #Live #LeatherJacketGuy #AreYaHavingThat 🍺🐴 https://t.co/kFddBrPidz [RE AreYaHavingThat]
Sebagai contoh penutup mengenai kerja dari rumah adalah cuitan dari TK Aoaeh (@GadgetGirl_TKA) di New York pada 5 Mei 2020 yang memberikan tangkapan video kegiatan bergoyang ala klub malam dari rumah sekaligus bekerja dari rumah:
We are jammin’! Great #workfromhome vibes. @angelaandden are rocking it now. DJ set #3!!! #ClubQuarantine #FemmeItForward #SoDope https://t.co/AqB6lTLMfh
Hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan dari tangkapan data Twitter mengenai kerja dari rumah adalah temu virtual tidak melulu rapat formal dengan seragam atau pakaian resmi yang terjadi dengan perantaraan internet. Temu virtual bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari duet bareng secara daring, nonton bareng sambil bermain gim beramai-ramai secara daring, berbagi informasi dengan pakaian santai yang dilakukan secara daring, hingga klabing yang dilakukan secara daring.
Bagi pemilik bisnis dan marketer, temuan tersebut memberikan masukan bahwa cara berhubungan dengan konsumen di dunia internet ternyata dapat dilakukan dengan beragam strategi dan taktik. Berhubungan dengan konsumen tidak melulu secara formal. Tentu hal terpenting adalah menyesuaikan bentuk komunikasi dengan profil konsumen. Ingat perhatikan pula sentimen-sentimen yang ada sambil tetap memerhatikan situasi dan kondisi. Jika sesuai, tumpangi ombak tagar-tagar yang sedang tren di jejaring sosial.
Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Juni 2020