Secara umum, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat bergantung pada keberadaan pendiri. Bagaimana caranya membuat usaha menjadi lebih mandiri?
Agus sedang pusing. Bisnis level UMKM yang sedang dijalankan olehnya memiliki perlambatan kinerja pendapatan yang hampir bisa dipastikan meleset dari target 2019. Meski menilik laporan keuangan, bisnis sudah memiliki laba lumayan dan dua kali lipat di atas UMR, tetap saja Agus risau. Alasannya, pendapatan tersebut sangat bergantung kepada sosoknya. Sementara dirinya masih menjadi pekerja kantoran dan terikat kontrak kerja dengan penalti besar jika dia meninggalkan pekerjaannya sebelum Desember 2020.
Akhirnya, Agus mencari solusi dengan bertanya kepada mentornya seorang pebisnis senior sukses dengan pendapatan tahunan perusahaan tiga digit miliar. Mentor Agus kemudian memberikan masukan kepada Agus untuk naik level sebagai pebisnis UMKM dengan meningkatkan “kapabilitas perusahaan”.
Kapabilitas perusahaan
Kapabilitas perusahaan adalah kemampuan yang dimiliki entitas bisnis untuk mengeksekusi strategi bisnis. Entitas bisnis yang dimaksud terdiri dari sekumpulan talenta, proses, dan teknologi yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Kapabilitas yang dimiliki perusahaan adalah bata pembangun bisnis yang mendefinisikan kekuatan inti perusahaan.
Maka, proses peningkatan kapabilitas perusahaan harus berkorelasi langsung dengan nilai utama perusahaan di mata konsumen, mengurangi inefisiensi kapabilitas yang berdampak rendah pada konsumen, dan fokus pada area kerja dengan nilai tambah yang tinggi serta di saat sama tetap berinvestasi pada kapabilitas untuk terus bertumbuh.
Kapabilitas versus kompetensi
Kapabilitas perusahaan berbeda dengan kompetensi individu. Dalam kasus mengenai Agus di atas, Agus adalah talenta dan memiliki kompetensi jelas. Itu sebabnya bisnis UMKM yang dia jalankan mampu tumbuh dan meraih laba dua kali lipat di atas UMR. Namun sekali lagi, bisnis tersebut tumbuh karena kompetensi Agus. Kompetensi dimiliki individu dan kapabilitas dimiliki perusahaan. Karena bisnis UMKM milik Agus memiliki kompetensi Agus namun kurang memiliki kapabilitas, kinerja pendapatan tidak sesuai harapan.
Jadi, usaha memahami kapabilitas perusahaan dapat dilihat dengan tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan, mampu dilakukan perusahaan, dan merefleksikan fungsi dari ujung ke ujung yang berkorelasi langsung dengan nilai utama perusahaan di mata konsumen. Untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan, kita harus mampu membuat sistem kerja yang tetap bekerja saat kita tidak hadir secara langsung.
Jika kita memiliki posisi sebagai pendiri perusahaan, maka harus mampu menularkan pola pikir, merekrut talenta, mengorganisir talenta, mendorong semangat perubahan positif, mampu melakukan kolaborasi lintas sektor, dan mampu membuat perusahaan dengan budaya kuat, akuntabilitas tinggi, sekaligus menjadi pemimpin dalam segmen konsumen yang dilayani.
Dengan penekanan kapabilitas perusahaan pada kekuatan inti perusahaan, sudah dapat diperoleh simpulan awal bahwa setiap perusahaan memiliki kapabilitas berbeda-beda. Tidak setiap perusahaan memiliki atau memerlukan semua kapabilitas. Kapabilitas perusahaan tergantung kepada faktor-faktor independen seperti lingkungan industri, geografi, segmen konsumen, tipe produk, keunggulan kompetitif.
Contoh kapabilitas perusahaan adalah sebagai berikut. Sebuah restoran memiliki kekuatan inti pada rasa masakan dan pelayanan konsumen. Maka, restoran wajib memiliki:
- Koki yang mampu menjaga kualitas rasa dan melakukan transfer pengetahuan kepada calon koki lainnya,
- Memiliki SDM pelayan dan SDM tersebut memahami standar operasional bentuk pelayanan yang dibutuhkan konsumen.
Dua hal di atas membentuk kapabilitas perusahaan sebagai dwi tunggal. Karena berkaitan langsung dengan nilai utama perusahaan di mata konsumen, restoran harus memiliki, menjalankan langsung, dan mempekerjakan talenta-talenta dengan kompetensi yang berhubungan langsung dengan kualitas masakan dan pelayanan konsumen.
Untuk hal-hal lainnya semisal desain interior restoran yang mampu membuat konsumen nyaman, pasokan bahan mentah dan bahan baku sesuai standar berlaku, sistem pembayaran, hingga jasa layan antar jika diperlukan, pihak restoran dapat menggunakan jasa pihak ketiga. Alasannya adalah biarkan pihak lain yang memiliki kapabilitas perusahaan lebih baik dalam bidang yang mendukung usaha restoran mengerjakan kemampuan terbaik mereka. Sedangkan restoran tetap berfokus meningkatkan kapabilitas perusahaan dan nilai tambah di mata konsumen.
Fokus pada nilai tambah
Penempatan fokus perusahaan pada peningkatan nilai tambah dan keunggulan kompetitif terbaik di mata konsumen memiliki hubungan kausalitas dengan peningkatan laba perusahaan. Alasannya karena perusahaan berusaha mengetahui secara mendalam mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen sebaik mungkin. Bahkan bisa jadi dengan fokus peningkatan kapabilitas perusahaan, bisnis kita akan menemukan subsegmen konsumen baru.
Kembali ke konteks UMKM, usahakan agar bisnis yang dijalankan memperoleh pendapatan yang mampu mempekerjakan minimal satu pegawai dengan kompetensi menjalankan kekuatan utama perusahaan. Pastikan pula bahwa perusahaan memiliki standar kerja yang dapat diduplikasi dan diajarkan kepada pegawai baru.
Dengan demikian, perusahaan dapat berjalan dengan cukup baik jika pendiri perusahaan tidak hadir langsung di tempat dan pendiri perusahaan lebih menjalankan fungsi sebagai pengarah, bukan melulu eksekutor.
Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Januari 2020