Bisnis Diskon: Melaju, Melambat, atau Ambyar?

Coba perhatikan konsumen Indonesia, khususnya generasi langgas dan generasi Z, saat berbelanja di dunia daring. Masukan apa yang kita dapatkan? 

Indonesian Mobile Phone Users – pic source qzdotcom

Saat Anda berbelanja, apakah Anda mengutamakan masa-masa saat produsen memberikan potongan harga kepada produk-produk yang dijual? Alasan potongan tersebut bisa dalam berbagai kondisi, misal flash sale, berbasis kupon diskon, atau menghabiskan stok gudang. Jikalau Anda belum menemukan masa-masa diskon terhadap produk kesukaan Anda, berarti langkah selanjutnya yang Anda lakukan adalah mencari produsen lain yang menjual produk sama/serupa, lalu melakukan pembandingan harga, dan memutuskan membeli produk yang termurah.  

Jika Anda menjawab ”ya” terhadap pertanyaan di atas dan deskripsi yang diberikan terasa sangat mewakili karakter Anda, selamat! Berarti Anda mewakili sekaligus menjadi bagian segmen konsumen Indonesia yang paling umum, yaitu pengejar produk diskon dan senantiasa mencari produk-produk termurah dari berbagai produsen.  

Kini, mari kita mencoba melihat peluang bisnis dan pemasaran yang ada berbasis perilaku segmen konsumen Indonesia yang paling umum. Mari kita mendalami potensi bisnis daring yang menawarkan berbagai kupon diskon kepada konsumen Indonesia.  

Bagaimana model bisnis daring kupon diskon bekerja 

Model bisnis daring kupon diskon pada intinya adalah iklan daring yang ditujukan untuk memfasilitasi pembelian dalam jumlah banyak per transaksi. Karenanya, pelaku bisnis daring kupon diskon harus memiliki basis konsumen yang besar, mulai dari nama, info pribadi, hingga lokasi untuk keperluan paparan iklan hingga pasca pembelian.  

Saat kupon diskon mulai ditawarkan kepada konsumen, situs/aplikasi meluncurkan penawaran dari sebuah bisnis. Penawaran umumnya adalah produk-produk yang didiskon dalam jumlah sangat besar. Produk tersebut dapat berupa barang, jasa, dan acara. Tawaran tersebut selain terlihat di situs dan aplikasi, juga dikirimkan langsung ke surel konsumen. Bagi pebisnis kupon diskon dengan basis teknologi yang baik, tawaran disesuaikan berbasis demografi dan psikografi konsumen. Sebagian pebisnis kupon diskon juga memromosikan penawaran mereka melalui kanal-kanal lainnya, misal baliho, iklan media cetak, atau media sosial.  

Pada laman penawaran kupon diskon, seorang calon konsumen secara umum dihadapkan dengan informasi sebagai berikut: 

  • Biaya kupon 
  • Besaran diskon dan penghematan 
  • Waktu yang tersedia bagi konsumen untuk membeli kupon tersebut sebelum kadaluarsa (biasanya mulai dari 24 jam hingga satu minggu) 

Konsumen membeli kupon 

Konsumen dapat mengetuk tombol “beli” untuk membeli kupon segera, menggunakan metode pembayaran yang tersedia (mis: transfer rekening bank, kartu debit, kartu debit, e-cashdll) untuk membayar harga kupon diskon yang tersedia.  

Pebisnis kupon diskon biasanya menentukan minimum jumlah konsumen untuk membeli kupon dengan segera sebelum penawaran diaktivasi. Jika jumlah pembeli kupon diskon tidak sesuai estimasi, penawaran akan hilang dan uang konsumen dikembalikan. Namun khusus langkah tersebut juga tergantung dengan syarat dan ketentuan masing-masing pebisnis kupon diskon. Jika jumlah minimal konsumen tercapai, sebuah pesan akan muncul bahwa kupon diskon tersebut sudah bisa dipakai.  

Getok tular oleh konsumen 

Jika ada konsumen yang menyukai penawaran tertentu, secara naluriah ada kemungkinan konsumen tersebut akan menyebarkan informasi penawaran tersebut kepada jaringannya, baik secara langsung, melalui akun media sosial, atau aplikasi pesan instan. Bagi para produsen kupon diskon yang menyadari hal ini, mereka akan meletakkan tombol berbagi agar para konsumen dapat membagikan penawaran kupon diskon tertentu, termasuk pemberian insentif (misal bonus kredit, cash back, atau kupon diskon gratis) kepada para konsumen yang berhasil mereferensikan seorang konsumen baru.  

Konsumen menebus kupon diskon 

Setelah konsumen melakukan pembelian kupon diskon, mereka akan menerima kupon diskon digital melalui surel atau melalui media lain yang tersedia, misal aplikasi penyedia kupon diskon. Saat akan bertransaksi dengan kupon diskon tersebut, biasanya konsumen diminta untuk menebus kupon digital tersebut di bisnis-bisnis yang berpartisipasi atau cukup menunjukkan kupon diskon digital kepada perwakilan perusahaan yang berwenang untuk menggunakan kupon tersebut saat transaksi. 

Untuk mengetahui siapa pengguna kupon, urutan kupon diskon terjual, waktu kupon diskon digunakan, dan data-data lainnya, pebisnis kupon diskon menggunakan kode unik untuk menelusuri data. Kupon diskon biasanya juga memiliki waktu kadaluarsa sehingga konsumen hanya bisa menggunakan pada waktu yang terbatas.   

Berbagi pendapatan dengan mitra bisnis 

Pebisnis kupon diskon membagi pendapatan per kupon diskon terjual dengan mitra bisnis yang menjadi obyek diskon. Nilai pembagian bervariasi mulai dari 20 persen s.d. 60 persen. Basis perhitungan pembagian juga bervariasi, misal dihitung dari pendapatan kotor, pendapatan bersih, kupoon diskon yang ditebus, dll, tergantung pada perjanjian kedua belah pihak.  

Saat memasuki waktu pembayaran pembagian kepada mitra bisnis, pelaku kupon diskon juga berbeda-beda. Misal ada yang mampu memberikan pembayaran maksimal lima hari kerja pasca selesainya waktu diskon, tiap akhir bulan, hingga enam bulan pasca waktu diskon berakhir.  

Variasi dan spesialisasi kupon diskon 

Pemain kupon diskon yang memiliki nama cukup kuat di Indonesia adalah Gila Diskon, LakuponPicodiEatigoCuponation, dan Fave. Di antara mereka, ada yang menjual produk-produk kupon diskon secara variatif, misal dalam satu tempat menjual berbagai kupon diskon mulai dari diskon barang-barang tertentu, diskon produk makanan, hingga diskon menginap di hotel. Namun ada juga yang memilih spesialisasi dalam kategori tertentu, misalnya kuliner. Secara umum, produk-produk kupon diskon yang dijual terdiri dari kategori-kategori berikut: 

  • Wisata 
  • Busana 
  • Kuliner 
  • Eletronik 
  • Barang konsumen cepat bergerak 
  • Produk bayi 
  • Dll 

Pro dan kontra 

Dalam lingkungan mikro, ada minimal tiga pihak terlibat dalam model bisnis daring kupon diskon, yaitu pelaku bisnis kupon diskon, konsumen akhir, dan mitra bisnis obyek kupon diskon. Mengetahui perspektif ketiga pemangku kepentingan dapat memberikan kita gambaran lebih dalam mengenai keberlangsungan bisnis kupon diskon.  

Pro (manfaat) 

Pelaku bisnis: Relatif cepat mendapatkan pemasukan, basis biaya yang rendah, tidak memerlukan kantor fisik saat bisnis di tahap awal, memiliki basis data dan perilaku konsumen, dan risiko rendah karena pendapatan berbasis komisi.  

Konsumen akhir: Banyak tawaran dan diskon dengan produk yang variatif.  

Mitra bisnis: Potensi penjualan produk dalam jumlah besar, model promosi yang tepat untuk pengenalan pasar, dan salah satu jalan membangun jenama serta basis konsumen. 

Kontra (kekurangan) 

Pelaku bisnisHambatan masuk pasar yang rendah dan karenanya, model bisnis yang ada mudah diduplikasi oleh pesaing, persaingan kompetitif, dan sangat menyita waktuMengenai hal menyita waktu, salah satu karakter segmen pasar kupon diskon adalah selalu mencari tawaran dan kupon baru setiap hari. Jadi pembaruan tawaran setiap hari, bahkan beberapa kali sehari, adalah kewajiban.   

Konsumen akhirTidak semua vendor ternama, khususnya yang memiliki citra papan atas, yang mau terlibat dalam model bisnis daring kupon diskon, waktu terbatas untuk melakukan pembelian kupon, terlalu banyak pilihan sehingga potensial membuat bingung, dan banjir surel penawaran 

Mitra bisnis: Model bisnis kupon diskon dalam berimplikasi mahal kepada kesehatan keuangan perusahaan, jenama dapat rusak dalam jangka panjang, dan kesulitan mendapatkan konsumen yang bernilai dan bukan sekedar mengejar diskon. 

Catatan penutup 

Model bisnis diskon, berbasis analisis marketing, adalah model bisnis yang hanya cocok untuk segmen konsumen tertentu dan mitra bisnis tertentu. Jika ada mitra bisnis yang tidak sesuai dengan model bisnis kupon diskon ingin menjajal risiko, ada kemungkinan jenama yang dikelola akan rusak dan mengubah model bisnis model yang sudah dijalankan dalam jangka panjang.  

Sebagai contoh, jenama X adalah jenama dengan segmen pasar menengah atas yang memiliki produk termurah senilai Rp 500.000, lalu memberikan diskon hingga harga akhir menjadi Rp 50.000. Bisa jadi basis konsumen yang sudah ada memiliki harapan harga baru sehingga saat produk kembali ke harga Rp 500.000, muncul kesulitan menjual. Akibat akhir adalah bisnis X dapat melambat bahkan ambyar. 

Namun hal berbeda bisa terjadi jika sebuah produk Y lama sudah sangat memenuhi gudang dan produk baru akan datang di gudang. Jadi produk lama harus disingkirkan pada harga berapa pun. Dalam konteks ini, bekerja sama dengan pelaku bisnis kupon diskon menjadi pilihan menarik.  Maka bisnis Y dapat terus melaju memberikan penawaran terbaik kepada konsumen.  

Depok, 11 Februari 2019

(Andika Priyandana; dari berbagai sumber) 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s