Mencoba menemukan CTO berorientasi konsumen. Bisakah?
Chief Technology Officer (CTO) adalah salah satu orang yang paling memiliki pengaruh, khususnya dalam perusahaan pemula (start-up) berbasis teknologi.
Mendapatkan pemimpin utama perusahaan atau CEO yang bagus adalah kewajiban karena dia bakal menjadi individu yang menentukan arah biduk perusahaan. Selain menentukan arah, dia pula yang bertugas memberikan deskripsi kerja hingga memberikan inspirasi kepada tim. Mendapatkan Direktur Pemasaran/ CMO adalah hal krusial, karena dia yang menentukan strategi menarik minat konsumen terhadap produk-produk yang ditawarkan perusahaan.
Dan, kembali mengenai CTO. Mendapatkan CTO yang baik sudah menjadi langkah awal kemenangan perusahaan. Bahkan kinerjanya membuat perkembangan perusahaan berlipat ganda dalam waktu singkat, apalagi jika dia benar-benar memahami dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen terhadap teknologi digital yang sesuai kebutuhan. Jika perusahaan kehilangan CTO, mencari penggantinya akan menjadi hal sulit karena bisa jadi kita harus mengganti pelantar teknologi yang sudah dibuat sebelumnya. Hal terburuk, kehilangan CTO yang baik dapat menimbulkan risiko hilangnya nilai seluruh proyek teknologi perusahaan. Inilah sebabnya mencari CTO yang mampu membangun merek, dan mempertahankannya, adalah hal sulit.
Apa itu Chief Technology Officer?
Dalam perusahaan berbasis teknologi, termasuk dalam perusahaan pemula (start-up) berbasis teknologi yang mana istilahnya sedang naik daun, CTO adalah seseorang yang memahami tujuan bisnis yang dia kerjakan dan mengembangkan teknologi demi pencapaian tujuan bisnis tersebut. Titik.
Para CTO tidak harus seorang berpenampilan kaku bagai mesin bin kutu buku, meski mereka harus cukup memahami teknologi, khususnya saat berurusan dengan para pengembang piranti lunak dan coder. Jika ada seseorang yang sekedar mengetahui melakukan coding, membuat situs, dan programming, tetapi kurang memahami bisnis dan tujuannya, jangan panggil dia CTO! CTO yang baik harus menyadari bahwa langkah awal saat menjalankan perusahaan sebenarnya langkah mudah. Hal sulit mulai muncul saat fase pemeliharaan dan pengembangan bisnis.
Tugas seorang Chief Technology Officer
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. CTO yang baik harus memahami tujuan perusahaan. Memahami tujuan perusahaan berarti memastikan bahwa teknologi yang menjadi bagian dari tulang punggung perusahaan memang memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memberikan nilai tambah untuk konsumen. Perusahaan-perusahaan berbasis teknologi yang mencapai kesuksesan fenomenal biasanya adalah perusahaan yang mampu menyampaikan teknologi yang begitu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam skala massal hingga para konsumen tersebut sulit untuk hidup tanpa teknologi tersebut. Bahkan, teknologi tersebut bisa jadi memiliki pengaruh kepada gaya hidup, budaya, hingga politik dan pemerintahan dari suatu negara.
Jika kita menilik dari sudut pandang konsumen, peran CTO menjadi krusial saat konsumen mulai bersentuhan langsung dengan perusahaan di dunia digital, misal dalam bentuk situs dan/atau aplikasi. Setelah konsumen melalui fase perumusan masalah dan penelusuran informasi, konsumen mulai memasuki fase evaluasi informasi dan setelahnya, penggunaan/pembelian produk dan evaluasi pasca pembelian.
Interaksi dengan situs dan/atau aplikasi dapat terjadi per fase evaluasi informasi. Merek perusahaan adalah salah satu dari beberapa pilihan yang sedang dievaluasi konsumen sebelum benar-benar memutuskan melakukan transaksi. Fase inilah yang menyebabkan peran CTO vital karena tampilan antarmuka pengguna bagaikan beranda toko merek. Jadi, CTO harus bisa memastikan langkah-langkah yang terdengar mudah, tetapi sulit dilakukan:
- Menyediakan tampilan antarmuka yang ramah pengguna dan mudah diakses,
- Mampu menarik dan mengikat konsumen,
- Prosesnya mudah diduplikasi alias memiliki scability tinggi.
Demi mencapai tujuan tersebut, jika perlu, CTO memelajari dan menyediakan teknologi terbaru dan asli untuk para penguna. CTO harus menunjukkan bahwa dia mampu mengidentifikasi, mengakses, dan menginvestigasi teknologi berisiko tinggi namun mampu memberikan imbal hasil tinggi.
Lebih jauh lagi, CTO harus mampu mengembangkan program yang menciptakan layanan unik antara teknologi yang disediakan dengan lingkungan mikro serta makro perusahaan. Apa yang dikembangkan dan dikelola para CTO adalah ide-ide baru yang menyeruak keluar dari kompetisi sehingga jika perlu, membuat mereka mendapat cap visioner teknologi.
Tiga contoh Chief Technology Officer pembangun merek luar biasa
Nathan Blecharczyk – CTO Airbnb mendapatkan gelar sarjana sains komputer dari Harvard. Di Airbnb, Nathan mengurus strategi teknis perusahaan dan didedikasikan untuk membangun tim insinyur kelas dunia untuk memastikan Airbnb tetap di ujung terdepan industri. Setidaknya demikian hal yang disampaikan situs Airbnb mengenai Nathan.
Saat kita melihat profil Nathan di LinkedIn, kita akan melihat banyak dan beragamnya spesialisasi teknologi yang dimiliki Nathan yang menjadi mimpi orang-orang dengan aspirasi sebagai CTO masa depan. Jika ingin tahu bagaimana, silahkah cek langsung profilnya di LinkedIn.
Arash Ferdowsi – CTO Dropbox termasuk dalam daftar Fortune’s “40 under 40” tahun 2011 dan daftar Inc.’s “30 under 30” pada tahun yang sama. The Kansas City Star mendeskripsikan Arash sebagai salah satu orang paling muda dan paling kaya yang tidak pernah didengar. Dalam artikel media yang sama, Arash mengatribusikan kesuksesan perusahaannya pada keberuntungan.
Berbicara mengenai almamater Arash, dia adalah lulusan Massachusetts Institute of Technology. Jadi agak sedikit berbeda dengan para rekannya yang menjadi pendiri awal Dropbox, yaitu Drew Houston dan Ferdowski yang drop out dari MIT.
Thuan Pham – CTO Uber menyampaikan di profil LinkedIn bahwa sukses adalah “saat kita memiliki tim kerja yang sehat, saling terhubung, dan bertalenta yang dipimpin oleh pemimpin dengan integritas yang tidak perlu dipertanyakan dan penuh transparansi. Ini adalah kepercayaan-kepercayaan yang saya pegang mendalam dan saya akan berusaha hidup dengan nilai-nilai inti ini dalam setiap tindakan saya, setiap hari”.
Sebagai kepala insinyur dari salah satu perusahaan berbasis teknologi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, Thuan percaya bahwa timnya telah mendisrupsi lanskap logistik dan transportasi kota dan mereka melakukannya dalam skala global.
Thuan Pham dapat dilihat sebagai seorang pemimpin yang berdiri di puncak teknologi yang melaju tinggi dan bersedia untuk meluaskan bisnis ke pelantar-pelantar baru. Tindakan tersebut memerlukan keberanian dan meski berisiko tinggi, langkah tersebut turut membantu Uber meraih posisi puncak start-up kelas dunia.
Sebagai penutup, jika Anda adalah pendiri perusahaan pemula berbasis teknologi atau ingin mentransformasi perusahaan agar berbasis teknologi sehingga membutuhkan CTO, pilihlah seseorang dengan basis pengalaman yang baik dalam konteks bisnis serta percayai dia untuk memahami apa yang sedang berjalan di perusahaan. Lalu, asumsikan mereka tidak memiliki kompetensi saat hal-hal berjalan tidak sesuai ekspektasi yang Anda harapkan, bisa jadi asumsi tersebut hanya sekedar asumsi dan bukan realitas. Kecuali Anda memiliki kemampuan seorang CTO, belum tentu Anda benar-benar mengetahui hal tersebut.
Camkan pula, saat Anda mulai berhenti mempercayai CTO Anda, bisa jadi perusahaan Anda mulai berada pada jalur kemunduran. Percayai CTO Anda dan siapa tahu, Anda (mungkin) memiliki kesempatan agar perusahaan Anda mendapatkan posisi seperti Go-jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
(Andika Priyandana; dari berbagai sumber)
Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Februari 2019