Apa itu Pre-eklampsia, pengidap, gejala, tanda-tanda, dan tindakan yang harus diambil jika terkena preeklampsia.
Catatan super penting: Saya bukan dokter dan tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran. Pengetahuan preeklampsia yang saya bagikan murni bersumber dari pengalaman, catatan, dan penelusuran pribadi. Jika Anda ada gejala pre-eklampsi, Anda wajib berkonsultasi dengan dokter.
695 hari – Sudah dua tahun lebih sejak saya menulis Catatan Calon Ayah # 7 dan di sela waktu tersebut, anak saya sudah lahir, saya menulis Catatan Ayah yang sama-sama sedang macet, dan anak saya hampir berumur dua tahun.
Saya tersadarkan dari kemalasan saya menulis Catatan Calon Ayah # 8 karena beberapa waktu lalu saya mengetahui kisah miris mengenai seorang Ibu yang meninggal karena Eklampsia. Maka, saya memutuskan dan mewajibkan diri sendiri untuk mengakhiri kemalasan saya untuk berbagi pengalaman mengenai preeklampsia yang dialami istri saya, apa saja gejalanya, apa saja akibatnya, dan langkah-langkah yang harus diambil.
Catatan Calon Ayah # 8 juga akan menjadi catatan calon ayah yang terakhir, karena saya sekarang kan sudah ayah. Kecuali kalau ternyata nambah anak. Baiklah, mari kita mulai.
Apa itu Pre-Eklampsia?
Pre-eklampsia, kadang ditulis preeklampsi, dan dalam Bahasa Inggris ditulis Pre-Eclampsia, adalah:
- Rajanya inflamasi (radang),
- Pengidap pre-eklampsia biasanya wanita pada kehamilan pertama (namun berdasarkan literatur yang saya telusuri, juga bisa terjadi pada kehamilan kedua meski persentasenya jauh lebih kecil, bahkan ada juga yang mengalami di tiap kehamilan dengan persentase kejadian semakin kecil. Pre-eklampsia juga dialami pengidap diabetes),
- Belum diketahui penyebab pasti preeklampsi,
- Biasa terjadi pada tiga bulan terakhir kehamilan, namun bisa juga terjadi sejak bulan keempat kehamilan,
- Berefek pada janin,
- Saat pre-eklampsia menjadi eklampsia, dapat menyebabkan kematian Ibu dan anak dalam kandungan.
Mengerikan yah? Bagaimana pun, hal tersebut sudah kami alami dan akhirnya menjadi pengetahuan yang berguna. Pre-eklampsia sangat patut menjadi perhatian karena pengidapnya kadang tidak merasa sakit dan mungkin terkejut serta frustasi saat mereka harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan penuh.
Karenanya, gejala-gejala, tanda-tanda, dan indikasi pre-eklampsia patut diperhatikan, antara lain:

Blog Andika Priyandana – ilustrasi preeklampsia – kaki membengkak berisi cairan – sumber photobucketcom
- Anggota badan yang membengkak karena penumpukan cairan (edema) dan biasa terjadi pada bagian pinggang ke bawah – Untuk kasus istri saya, gejala pembengkakan badan sudah terlihat sejak bulan kelima,
- Berat badan yang meningkat drastis karena edema,
- Tekanan darah tinggi (di atas 140/90),
- Pusing
- Muntah
- Kandungan protein dalam air kencing/air seni /urin (proteinuria).
Perempuan hamil tetap dapat mengidap pre-eklampsia meski tidak mengalami gejala 1 s.d. 5, namun jika ditemukan kandungan protein dalam urine, atau dalam istilah medis disebut proteinuria, kemungkinan besar wanita hamil tersebut mengidap pre-eklampsia.
Tindakan yang wajib diambil
Karenanya, pengecekan kehamilan secara rutin adalah hal yang wajib dilakukan pasangan suami istri untuk memastikan kesehatan Ibu dan anak yang dikandung. Dalam kasus saya, dokter kandungan yang rutin mengecek istri saya sama sekali tidak berani mengambil vonis bahwa istri saya terkena pre-eklampsia, meski gejala satu hingga lima sudah dialami.
Hasil pengecekan urine sejak bulan keenam kehamilan yang selalu negatif menyebabkan dokter kandungan kami belum mengambil vonis preeklampsi. Vonis preeklampsi baru diambil pada awal bulan delapan kehamilan yang kemudian keluar keputusan bahwa bayi yang dikandung harus segera dikeluarkan lebih cepat tanpa menunggu waktu kelahiran normal.
Proteinuria atau kandungan protein dalam air kencing terjadi karena plasenta yang tidak dapat berfungsi dengan normal sehingga menyebabkan pasokan darah dari Ibu ke anak tidak dapat berjalan maksimal. Inilah penyebab tekanan darah tinggi yang terjadi pada pengidap preeklampsia, yang diiringi pembengkakan, radang, dan kemungkinan masalah ginjal.
Kotoran-kotoran di dalam tubuh tidak dapat disingkirkan dengan cepat dan menumpuk sedikit demi sedikit dalam darah, sementara sebagian dari kandungan protein vital yang harusnya tetap ada dalam aliran darah mulai merembes atau bocor sedikit demi sedikit ke urine, yang akhirnya menyebabkan proteinuria.
Akibat pre-eklampsia pada janin dan bayi
Dalam kasus yang kami alami, secara kasat mata tidak terlihat masalah pada janin meski sudah dilakukan USG kehamilan. Namun tidak terlihat bukan berarti tidak ada masalah.
Anak kami yang baru lahir ternyata mengidap masalah sulit bernafas, berat badan di bawah rata-rata saat lahir (hanya 2.4 kilogram), dan harus masuk ke dalam ruang NICU sekitar seminggu. Selama di dalam ruang NICU, berat badan anak kami kembali turun hingga ke angka 2.2 kilogram. Semua itu ternyata bukan akhir dari penderitaan anak kami. Karena berdasarkan hasil rontgen, terdapat pembengkakan pada organ-organ dalam anak kami akibat pre-eklampsia yang diidap Ibunya.
Masa-masa tersebut sukses menjadi masa paling memusingkan dan paling membuat stres bagi saya setelah masa-masa saat Bapak meninggal waktu saya masih SMP. Hingga kini, belum ada lagi masa-masa yang bisa menyebabkan stres ultra tinggi pada diri saya selain dua hal tersebut.
Alhamdulillah akhirnya baik istri dan anak saya selamat dan sehat hingga kini. Kebetulan kami dikaruniai lingkungan yang penuh perhatian, pengetahuan yang cukup, dan kemampuan finansial yang baik. Saya belum mengetahui hasil apa yang akan kami alami seandainya kami tidak memiliki faktor-faktor pendukung tersebut.
Karenanya, sebagai sumbangsih saya, tulisan pre-eklampsia ini saya buat dengan tujuan mengurangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang dialami para pengidap preeklampsi. Semoga bermanfaat dan selamat merayakan hari kasih sayang (Valentine).
Saya baru tau penyakit ini. Semoga penyakit ini tidak dialami para wanita lain yang sedang hamil. Informasi tanda tanda adanya penyakit ini sudah dijelaskan di atas. Ini bermanfaat bagi sya jika menemukan tanda di atas bisa memberitahukan bagi penderita.