Nonton Bareng Yakuza Apocalypse

“Dika, saya ngliat ada yang sampai nangis nonton film ini!” – Yayan Ruhian, si anime-otaku dalam Yakuza Apocalypse

PERINGATAN: Waspada spoiler! Waspada spoiler! Waspada spoiler!

Poster berdiri Yakuza Apocalypse

Poster berdiri Yakuza Apocalypse

Pagi ini, Minggu, 5 Juli 2015, saya menonton film Yakuza Apocalypse (Gokudō Daisensō). Sebuah film Jepang yang turut dibintangi oleh Yayan Ruhian, guru silat PSTD (Pencak Silat Tenaga Dasar) saya selama 13 tahun lebih. Saya menonton Yakuza Apocalypse secara rame-rame bersama para pelatih PSTD (antara lain Kak Rudi Trianto, Kak Berry (Muhammad Sani), Kak Sugeng Riyadi, Kak Dedi Hermawan) dan teman-teman PSTD lainnya. Oh iya, ternyata teman-teman Merantau ikut dalam nobar dan sepertinya, mereka penyelenggara utama. Hehehe…

Saat saya mendapat ajakan nobar dari Bang Ucok alias Kak Dedi Hermawan, saya sebenarnya menonton film ini murni karena ada Kak Yayan di dalamnya. Saat pertama kali mengetahui film ini setahun sebelumnya (waktu masih proses syuting di Jepang) dan menonton trailernya sekitar tiga minggu lalu, saya ngga gitu paham. Ini film maksudnya apaan, kok ada orang berkostum kodok ikutan main dan sepertinya jadi salah satu tokoh kunci. Terus, kok ada Yakuza yang sekaligus vampir?

Namun pendapat berbeda diberikan oleh para penggila manga, anime, dan film-film Jepang. Mereka mengatakan bahwa Yakuza Apocalypse adalah proyek film idealis karya sutradara kenamaan Jepang, Takashi Miike. Harap dicatat, karena ini film idealis, jangan berharap alur cerita Yakuza Apocalypse akan mengikuti arus umum dan selera populer.

Jadi, langkah saya tetap melaju untuk menonton film idealis ini di salah satu bioskop di mal di bilangan Semanggi. Saat saya tiba di bioskop, saya langsung disambut dengan poster dan gambar gede Yakuza Apocalypse. Kak Yayan Ruhian terlihat bersanding dengan tokoh utama Yakuza Apocalypse, yaitu Hayato Ichihara yang memerankan Akira.

Blog Andika Priyandana - Para penonton Yakuza Apocalypse mulai berdatangan

Suasana nobar Yakuza Apocalypse yang masih agak sepi

Karena saya datang agak kepagian (jam 08:00), maka saya berkesempatan untuk mengabadikan objek-objek menarik tersebut dengan nyantai. Selang 30 menit, teman-teman dan pelatih PSTD mulai berdatangan. Teman-teman Perantau juga sudah terlihat bergerombol manis dekat meja informasi. Sambil ngobrol sana-sini, hahaha hihihi, mengambil tiket dan pin, tak terasa 30 menit sudah berlalu dan pintu Studio 1 telah dibuka. Saya kemudian masuk bersama Kak Dedi karena kami duduk bersebelahan.

eman-teman PSTD mulai pada datang buat nonton Yakuza Apocalypse

Teman-teman PSTD mulai pada datang buat nonton Yakuza Apocalypse

Suasana nobar Yakuza Apocalypse udah rame banget

Suasana nobar Yakuza Apocalypse udah rame banget

Pin dan tiket Yakuza Apocalypse

Pin dan tiket Yakuza Apocalypse

Gokudō Daisensō Dimulai!

Yakuza Apocalypse dimulai dengan adegan perkelahian satu lawan rame-rame yang khas manga. Saat saya menulis manga, Anda para penggila manga tentu mengetahui apa maksud saya. Perkelahian ini sepertinya adalah perkelahian antar geng Yakuza dan yang menjadi pemenang adalah si satu orang tersebut. Dia adalah Genyo Kamiura (Masaya Nakagawa).

Genyo Kamiura adalah seorang Yakuza dengan kekuatan fisik dan tekad yang luar biasa. Meski sudah kena hajar dan coba dibunuh berulang kali, Genyo ngga mati-mati. Dia juga mampu memilah dan memilih mana yang layak dibantai, mana yang tidak. Genyo Kamiura memiliki prinsip untuk tidak menyerang dan menyakiti penduduk sipil. Sebuah prinsip yang harus dijalankan pula oleh anak buahnya.

Maka, atas sikap dan wibawanya, Genyo Kamiura dikagumi oleh para penduduk kota dan anak buahnya. Salah satu anak buah yang mengaguminya adalah Akira (Hayato Ichihara). Genyo adalah sosok yang menjadikan Akira memasuki dunia Yakuza. Bagi Akira, menjadi Yakuza adalah penjiwaan dan perilaku yang tidak perlu ditunjukkan dengan memiliki tato ala Yakuza. Alasan Akira tidak bertato adalah kulitnya yang sensitif. Akibat keputusannya ini, Akira sering dikerjai oleh rekan-rekannya.

Tak ada yang abadi, begitu juga kejayaan seorang Genyo Kamiura. Usaha pembunuhan yang terbaru dilakukan oleh dua orang yang mengetahui identitas rahasia Genyo. Ya, Genyo Kamiura adalah vampir. Itu lho, makhluk mitos penghisap darah. Jadi, Genyo Kamiura adalah seorang Yakuza vampir.

Dua orang tersebut, salah satunya adalah Kak Yayan Ruhian, ternyata tidak langsung membunuh Genyo Kamiura. Genyo terlebih dahulu ditawari bergabung kembali dengan sindikat internasional yang sudah dia tinggalkan. Kalau menolak, berarti pilihan yang tersisa adalah mati. Genyo memilih menolak dan Kak Yayan Ruhian, eh, maksudnya Kyoken -狂犬 (yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, artinya Mad Dog. Terinspirasi tokoh Serbuan Maut – The Raid nih!) segera membunuhnya.

Kyoken meski seorang anime-otaku dengan penampilan culun, ternyata sangat jago bela diri. Genyo Kamiura yang tak terkalahkan pun kewalahan dihajar tendangan-tendangan Kyoken. Akira yang datang belakangan untuk melindungi bosnya pun dilibas dengan mudah. Genyo akhirnya mati di tangan Kyoken dan kepalanya dipenggal.

Namun, Genyo masih sempat menurunkan ke-vampir-annya ke anak buahnya, Akira, saat sudah ditinggalkan oleh para pembunuhnya. Akira kemudian menjadi vampir dan sebagai vampir newbie, Akira asal menggigit dan menghisap darah para penduduk kota. Walhasil, hampir seluruh warga kena hisap dan ketularan menjadi vampir.

DI sinilah konflik sebenarnya dimulai dan jalinan kisah menjadi semakin rumit. Tokoh-tokoh baru bermunculan, mulai dari bos Yakuza baru yang kupingnya bisa menyemburkan air, karakter mitologi Kappa, hingga si karakter kodok yang jago bela diri dan memiliki tatapan mata mematikan.

Lengkapnya gimana? Tonton sendiri aja ya, capek ngetiknya. Hehhehehe…..

Opini Pribadi

Saya sulit memahami film ini. Mungkin karena saya bukan penggila manga dan anime. Namun saya mengetahui bahwa Yakuza Apocalypse sangat kental dengan budaya anime. Banyak tokoh-tokoh dalam Yakuza Apocalypse memiliki kemampuan penampilan aneh, layaknya fantasi liar khas Jepang.

Yakuza Apocalypse juga memiliki pesan-pesan sosial yang bersifat satir. Hal tersebut antara lain terlihat dari dialog-dialog yang terjadi sepanjang film. Tambahan lagi, ada hal menarik di sini. Kak Yayan berbicara dalam Bahasa Jepang dan itu beneran suaranya. Bukan dubbing.

“Dika, saya ngliat ada yang sampai nangis nonton film ini!” – Yayan Ruhian

“Dika, saya ngliat ada yang sampai nangis nonton film ini!” – Yayan Ruhian

Sekali lagi mengenai Yakuza Apocalypse, ya seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, saya sulit memahaminya. Mungkin yang bisa memahami dengan jauh lebih baik dari saya adalah para penggila anime, manga, dan budaya Jepang yang penuh fantasi-fantasi liar. Bagi mereka, bisa jadi saat menonton Yakuza Apocalypse akan mengalami seperti yang Kak Yayan sampaikan ke saya, “Dika, saya ngliat ada yang sampai nangis nonton film ini!”

Jakarta, 5 Juli 2015

Andika Priyandana

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s