Sekolah S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya adalah salah satu sekolah yang banyak diminati siswa yang ingin berkarier di bidang marketing. Bagaimana sekolah ini membangun kualitas siswanya sehingga tercipta talenta marketing yang mumpuni?
Hal-hal yang menciptakan seorang marketer hebat seakan menjadi sebuah teka-teki bagi siapa pun yang ingin memajukan dunia bisnis dan marketing di Indonesia. Selama ini, masih terlalu sedikit nama marketer Indonesia dengan prestasi dan pencapaian kelas dunia jika dibandingkan rekan-rekan sejawat dari Asia, misalnya Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, hingga India.
Para marketer dari negara-negara tersebut telah terkenal dengan karakter kreatif, berani, kompetitif, dan pantang menyerah. Teka-teki tersebut tentu saja harus dipecahkan dan solusinya harus dijalankan secara berkelanjutan jika kita mencintai Indonesia. Bagaimana pun, kekayaan sejati suatu bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
Dengan sumber daya manusia berkualitas, kita mampu mengolah apa pun sumber daya yang dimiliki dan memasarkannya kepada dunia dengan ketergantungan minim terhadap impor. STIE Prasetiya Mulya adalah salah satu institusi pendidikan bisnis di Indonesia yang ingin turut serta menciptakan sumber daya manusia mumpuni, termasuk di antaranya adalah talenta-talenta marketer berkualitas.
Suherman Widjaja selaku Ketua Jurusan Marketing menuturkan bahwa S1 Marketing resmi berjalan pada September 2010, yang mana sebelumnya mahasiswa berkuliah di Jurusan Bisnis dengan konsentrasi Marketing sejak tahun 2005. Yayasan Prasetiya Mulya selaku payung institusi juga ingin menjadikan pendidikan bisnis di Indonesia lebih terfokus. Melalui fokus pengajaran pada ilmu marketing, para mahasiswa dapat mempelajari berbagai mata kuliah yang memiliki hubungan kuat dengan ilmu marketing.
Demi penciptaan talenta-talenta marketing yang mumpuni, STIE Prasetiya Mulya melakukan seleksi dosen secara ketat. Hal ini untuk menjamin kualitas ilmu yang disampaikan agar benar-benar sesuai dengan realita bisnis yang ada. Kriteria pemilihan dosen tersebut antara lain kewajiban memiliki latar belakang yang berhubungan dengan ilmu marketing, baik berupa pendidikan maupun pengalaman kerja. Lebih lanjut lagi, infrastruktur yang disediakan juga sedapat mungkin mendukung kegiatan belajar-mengajar yang optimal.
Mengenai parameter untuk menjamin kualitas-kualitas yang ditawarkan, Suherman menyatakan bahwa selalu ada evaluasi rutin secara internal maupun eksternal. Terkait evaluasi internal, salah satu bentuknya adalah evaluasi dari mahasiswa mengenai kinerja, kemampuan interaksi dosen pengajar serta evaluasi rutin yang dilakukan oleh manajemen kampus. Sedangkan evaluasi eksternal yaitu pengecekan dari Dinas Pendidikan Tinggi tentang sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Berkenaan dengan kurikulum, S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya selalu memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk berhubungan langsung dan berinteraksi dengan para pelaku dunia industri secara rutin. Salah satu bentuknya adalah living project dengan kondisi tertentu yang diadakan tiap semester. Mahasiswa juga mendapat kesempatan berinteraksi secara langsung dengan para praktisi berpengalaman sesuai mata kuliah-mata kuliah yang ada melalui kehadiran dosen tamu di tiap semester.
Dengan berbagai atribut produk tersebut, S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya rutin melakukan kegiatan komunikasi dan pemasaran kepada para calon mahasiswa beserta orang tua mereka. Selain aktivitas pemasaran konvensional (semisal iklan di berbagai media cetak dan radio), pemasaran dilakukan pula melalui jemput bola ke SMA-SMA di berbagai pulau di Indonesia dengan bentuk presentasi.
Prasetiya Mulya juga memberikan pelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi para guru dan murid, acara-acara yang melibatkan murid-murid SMA, serta info session berisi informasi mengenai hal-hal yang akan dipelajari semenjak tahun pertama perkuliahan bagi para calon mahasiswa beserta orang tua mereka.
Melalui kegiatan komunikasi dan pemasaran tersebut, S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya berhasil meraih minat dan antusiasme yang tinggi dari para calon mahasiswa. Saat ini, rasio antara jumlah yang mendaftar dengan jumlah yang diterima adalah 4:1.
Sementara bagi para mahasiswa yang sudah diterima, hingga saat ini mereka sudah berhasil menunjukkan diri sebagai marketer yang siap bersaing. Pembuktian tersebut antara lain ditunjukkan dengan keikutsertaan dalam kompetisi-kompetisi perusahaan level lokal dan internasional secara rutin. Kompetisi-kompetisi tersebut antara lain P&G ASEAN Business Challenge Competition 2014, Maybank Competition, dan kompetisi internasional yang diselenggarakan Google Asia Pacific (Google Student Ambassador). Sehubungan dengan keikutsertaan di kompetisi yang diselenggarakan Google, saat ini salah satu mahasiswi S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya angkatan 2011 sudah ada yang berhasil menjadi Google Ambassador Asia Pacific.
Perusahaan-perusahaan Indonesia dan multinasional juga banyak yang memberi kepercayaan tinggi atas kualitas SDM S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya. Sebagian di antaranya adalah Grup Marketing, Alam Sutera, Summarecon, Lowe Indonesia, Unilever dan Astra Internasional. Berbicara mengenai aplikasi pemikiran yang sudah ditelurkan para mahasiwa, Hotel Selabintana di Sukabumi adalah salah satu pihak yang sudah menjalankan ide dan pemikiran strategi pemasaran yang dibuat oleh para mahasiswa S1 Marketing STIE Prasetiya Mulya.
Dengan semua pencapaian tersebut, Indonesia membuktikan diri memang mampu menciptakan bibit-bibit dan talenta marketing dengan karakter kreatif, berani, kompetitif, dan pantas disandingkan dengan SDM dari negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan India.
Catatan: Artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Oktober 2014.
Ga jelas
Terima kasih komentarnya 🙂