Jangan Sial Karena Media Sosial

Dunia internet bagaikan pisau bermata dua. Jika Anda tidak mengelola rekam jejak Anda di internet dengan baik, profil profesional Anda bisa tergerus.

Ini adalah kisah nyata. Ada seseorang yang menyampaikan kekecewaan dalam bentuk umpatan kepada perusahaan tempat dia bekerja melalui jejaring sosial. Kebetulan orang ini memang biasa menumpahkan isi hatinya, baik yang positif maupun negatif di jejaring sosial sehingga mungkin tindakan penyampaian umpatan tersebut adalah hal wajar baginya.

Sayangnya ada satu hal yang tidak dia sadari, perusahaan tempat orang ini bekerja mengawasi tindakannya tidak hanya di kantor, tetapi meluas hingga ke dunia internet. Apa efek dari tindakan tersebut? Dalam waktu kurang dari seminggu, perusahaan tersebut memberhentikannya.

Mungkin Anda sudah mendapatkan begitu banyak nasehat dan masukan mengenai cara-cara agar karier Anda tidak bernasib nahas seperti contoh di atas. Namun Anda juga harus mengetahui, jika Anda menangani rekam jejak Anda di dunia internet dengan baik, rekam jejak Anda justru dapat membantu karier Anda secara profesional.

Bagaimana bentuk bantuan yang diberikan? Mulailah dari penciptaan citra pribadi yang positif, pentahbisan kemampuan dan pengalaman mumpuni Anda di salah satu bidang, penginformasian pencapaian-pencapaian dari pengalaman kerja masa lalu, hingga pembuktian kemampuan adaptasi Anda dengan era digital. Kunci untuk mencapai semua itu adalah sikap proaktif dan rajin mengelola tampilan serta aktivitas Anda di dunia internet dengan baik.

Demi Profil Profesional Ranah Internet, Berpikirlah Lebih dari Sekedar CV

Informasi terbaru: Sebanyak 93% manajer perekrutan pegawai akan menelusuri profil jejaring sosial seorang kandidat sebelum memutuskan untuk merekrutnya (Jobvite Social Recruiting Survey, 2014).

Dimulai pada abad lalu dan masih berlangsung hingga kini, begitu banyak orang-orang yang memburu deretan gelar, akumulasi tahun bekerja, hingga panjangnya CV. Bahkan di berbagai institusi pendidikan, ada pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk menyusun CV yang baik sebelum dikirim ke pemberi lowongan kerja. Yah, sebenarnya semua itu masih penting. Namun bagi sebagian pihak, CV tidak lagi menjadi satu-satunya cara menunjukkan kredibilitas.

Status profesional seseorang pada era digital dapat diketahui dengan cara yang lebih terbuka sehingga meminimalisir atau menyulitkan usaha para pakar pemoles CV. Profesor bidang Bisnis dan Teknologi di INSEAD, Soumitra Dutta menyatakan bahwa “Status kini jauh lebih demokratis. Kepakaran dapat diketahui dengan lebih mudah.”

Jejaring sosial menjadi salah satu wahana untuk mengetahui kepakaran seseorang karena jejaring sosial memungkinkan para penggunanya menyampaikan ide-ide dan pengalaman mereka demi meraih respek dan perhatian dari sesamanya. Jejaring sosial juga memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi dan meraih perhatian banyak orang secara langsung dan sistematis. Sayangnya hingga kini, kekuatan yang dimiliki jejaring sosial belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendorong tampilan profil profesional.

Sejatinya, jika Anda ingin menggunakan jejaring sosial untuk memajukan karier Anda lebih jauh, langkah-langkahnya termasuk simpel, yaitu:

  1. Miliki kesadaran penuh bahwa Anda menggunakan fasilitas-fasilitas yang diberikan jejaring sosial secara mayoritas demi karier Anda, untuk tujuan profesional Anda, dan bukan untuk curhat hal-hal cheesy,
  2. Tentukan tujuan dan alasan Anda membentuk profil profesional di dunia internet, kemudian pahamilah hal-hal yang sudah Anda tetapkan,
  3. Kelola dengan sebaik-baiknya rekam jejak Anda di ranah maya dengan pikiran terfokus untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah Anda tetapkan.

Dunia digital adalah dunia yang dikendalikan konten

Jangan Sial Karena Media Sosial; model: Laila Larissa - S1 Bisnis 2011 Prasetiya Mulya

Model: Laila Larissa – S1 Bisnis 2011 Prasetiya Mulya. Artikel lengkap yang telah tersunting dimuat di Forum Manajemen Prasetiya Mulya Vol. XXVIII | 04 | 2014

Content is where I expect much of the real money will be made on the Internet, just as it was in broadcasting. (Content Is King – Bill Gates (1/3/1996)).

Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia pernah membuat pernyataan pada tahun 1996 bahwa konten internet akan jauh lebih berharga daripada konten-konten yang pernah muncul melalui gelombang radio.

Konten internet (Baca juga: Pentingnya Pengetahuan Jurnalisme Online), seperti yang telah disampaikan sebelumnya oleh Profesor Dutta, adalah lebih demokratis. Informasi mengenai seseorang dapat diketahui dengan mudah. Profesor Dutta juga menyatakan bahwa, “Kini privasi adalah sesuatu yang harus Anda perjuangkan dengan keras. Anda harus mengasumsikan bahwa semua tindakan Anda sudah menjadi milik publik secara otomatis.”

Jauh lebih berharga, lebih demokratis dan menjadi milik publik secara otomatis. Hal-hal itulah yang harus Anda pikirkan saat Anda mulai menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di internet dan jejaring sosial. Berkomitmenlah bagi diri Anda sendiri untuk mendaya gunakan fasilitas-fasilitas tersebut lebih dari sekedar untuk keperluan pribadi.

Pikirkan baik-baik jejaring sosial manakah yang Anda pilih untuk mencapai tujuan Anda membentuk profil profesional di dunia internet. Penulis akan memberikan contoh dari pengalaman pribadi. Untuk keperluan pribadi, penulis memilih Facebook dan Twitter serta di saat yang sama, tetap berhati-hati saat mengunggah konten apa pun. Sedangkan khusus untuk keperluan profesional, penulis memberdayakan LinkedIn dan Blog WordPress.

LinkedIn saat ini sudah menjadi wadah standar bagi para pengguna internet yang ingin menampilkan rekam jejak profesional dan kredibitas mereka. LinkedIn juga sangat ramah dengan mesin penelusur Google. Profil Anda dengan mudah dapat muncul di halaman satu Google jika ada yang mengecek nama Anda di Google.

Sedangkan Blog WordPress menjadi tempat bagi para pengguna internet yang ingin menyampaikan ide-ide dan pemikirannya secara lebih lengkap dan komprehensif. WordPress sangat cocok bagi para pengguna internet yang memiliki hobi menulis, seperti saya. Lagipula, bukankah Pramoedya Ananta Toer, sang sastrawan legendaris Indonesia pernah berujar, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”?

Pilihan-pilihan jejaring sosial tersebut tentu saja pilihan personal penulis. Para pembaca artikel ini berhak untuk berbeda pilihan. Kunci dari pemilihan jejaring sosial yang Anda pakai adalah, pikirkan apa yang orang-orang lihat dan interpretasikan saat melihat konten-konten internet mengenai diri Anda.

Jadi, sehubungan dengan pengelolaan konten internet demi rekam jejak yang baik, ingatlah poin-poin berikut:

  1. Periksa kembali tujuan Anda. Sudahkah Anda menentukan kolam mana yang Anda pilih sebagai tempat bermain? Topik apa saja yang Anda ingin agar orang-orang asosiasikan dengan diri Anda? Seperti apa Anda ingin dikenal? Pekerjaan macam apa yang Anda suka dan rela melakukan meski dengan bayaran rendah atau tanpa bayaran? Cobalah berfokus ke satu atau dua topik. Anda tetap dapat berdiskusi di luar topik-topik utama yang Anda pilih, namun jadikan topik-topik lain yang Anda bicarakan tetap bernas. Caranya? Salah satunya adalah sering membaca buku-buku bermutu.
  2. Ciptakan sebuah tampilan. Jika Anda suka dunia wisata dan juga seorang profesional di dalamnya, berikan tampilan yang juga berbau wisata saat orang-orang mengecek nama Anda di dunia internet. Pastikan tampilan yang Anda berikan benar-benar memiliki basis yang kuat. Berikan juga informasi mengenai level pengalaman dan spesialisasi Anda.
  3. Produksi konten secara rutin. Agar benar-benar mentahbiskan diri Anda sebagai seorang profesional, ciptakan konten yang membuat orang-orang ingin membagikannya dengan yang lain. Usahakan konten yang Anda unggah ke internet dalam bentuk artikel. Tunjukkan bahwa Anda memang memiliki kredibilitas melalui artikel tersebut. Sekali lagi yang terpenting, usahakan agar konten Anda memang benar-benar bermanfaat dan membuat para pembaca ingin membagikannya dengan yang lain.

Prinsip-prinsip untuk diingat

Lakukan:

  • Cek kebijakan-kebijakan yang berlaku sebelum Anda mulai mengunggah konten ke dunia internet. Berikan informasi-informasi yang tidak melanggar aturan dan kebijakan yang berlaku, baik di level makro maupun level mikro.
  • Pertimbangkan hal-hal yang akan dilihat oleh rekan kerja, pemberi kerja, atau rekan bisnis Anda saat mereka melihat Anda di jejaring sosial. Buat agar mereka melihat hal-hal positif, bukan sekedar omong kosong.
  • Putuskan jejaring sosial yang Anda gunakan untuk keperluan profesional. Jika Anda ingin membaurkannya dengan keperluan pribadi, lakukan dengan cantik.
  • Ciptakan konten yang membuat orang-orang lain ingin membagikan kepada yang lainnya.

Hindari:

  • Membuat konten-konten yang melanggar kebijakan, adat atau norma yang berlaku. Sebagai contoh, Anda bekerja di sebuat perusahaan riset dan ingin memublikasikan hasil suatu riset di blog pribadi Anda. Cek terlebih dahulu apakah data tersebut sudah mendapat izin menjadi konsumsi publik? Jika belum, jangan lakukan. Hindari juga membuat konten-konten yang menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).
  • Jangan mengaku-aku sebagai seorang pakar, apalagi jika tidak didukung data dan fakta. Jika Anda tetap nekad, siap-siaplah dicap sebagai seorang pembual. Cara terbaik untuk menunjukkan kredibilitas Anda adalah dengan memproduksi konten-konten berkualitas.
  • Fokuskan aktivitas jejaring sosial Anda pada satu atau dua topik. Ingat juga agar Anda sering-sering membaca referensi dari berbagai perspektif untuk menghindari pola pikir cupet bin kaku. Pemilihan fokus pada topik tertentu juga menghindarkan Anda dari cap Palu Gada (Apa lu mau, gw ada) yang biasanya justru tidak mendapatkan hasil maksimal.

Pesan terakhir, selain mengunggah dan memperbarui konten di internet secara rutin, ingat juga untuk menghapus konten-konten yang Anda rasa dapat mencederai profil profesional Anda di internet. Buang jauh-jauh status Twitter yang berisi curhatan-curhatan Anda. Hapus postingan Facebook yang berisi keluhan-keluhan tiada henti. Hilangkan unggahan Path yang bernada mengumpat.

Sekali lagi ingat, Anda harus mengasumsikan bahwa semua tindakan Anda, khususnya di ranah maya sudah menjadi milik publik secara otomatis. Privasi di era dunia digital itu palsu atau bagaikan hantu, antara ada dan tiada.

Jakarta, 14.7.2014

(Andika Priyandana)

 

Catatan: Versi tersunting artikel ini telah dimuat di Forum Manajemen Prasetiya Mulya Vol. XXVIII | 04 | 2014

4 thoughts on “Jangan Sial Karena Media Sosial

  1. Nice post. Saya juga selalu meminta akun social media calon rekrutmen. Setidaknya menjadi pertimbangan ttg interest dan bagaimana kehidupan sosial mereka, yang kadang tidak terungkap saat interview 🙂

    • Terima kasih Mbak Winda,

      Saya kebetulan selalu menyempatkan ngajar anak2 mengenai pentingnya rekam jejak di dunia internet. Salah satu cara termudah adalah googling nama sendiri dan silahkan liat hasil yang muncul 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s