Kisah sukses dari dunia offline menuju online itu sudah biasa. Bagaimana dengan kesuksesan dari online ke offline?
Para pelaku bisnis internet tentunya sangat mengetahui bahwa mendatangkan profit ke dalam arus kas mereka ternyata jauh lebih sulit daripada menciptakan euforia dan gemerlap pemberitaan bisnis internet. Berbasis data maupun kasak-kusuk dari lingkaran dalam para pelaku bisnis internet di Indonesia, dapat diketahui bahwa banyak bintang-bintang bisnis internet pemula, termasuk senior, yang terjerembab ke dalam kepulan debu kegagalan. Bermodal besar atau memiliki dukungan otoritas yang berwenang juga belum menjamin kesuksesan bisnis online.
Menciptakan kesuksesan dunia online dalam bentuk tingginya unique visitor, banyaknya laman yang dibaca, atau membludaknya jumlah pendaftar ke sebuah situs jauh lebih mudah diraih dan lebih cepat diperoleh dibandingkan kesuksesan mendapatkan profit yang sehat. Meski banyak tantangan, bukan berarti potensi yang menggunung dari dunia internet layak untuk disepelekan.
Potensi tersebut antara lain masih besarnya kesempatan menjadi pemain awal. Menjadi pemain awal dalam dunia online sama-sama memberikan kelebihan seperti halnya di dunia offline. Sebagai contoh, penggunaan kata “Google” sudah menjadi generik. Kini, setiap kali kita ingin mencari info di internet atau menyarankan teman untuk mencari data, ucapan, “Google saja” sudah umum kita berikan. Sejak Google menjadi kosakata generik, secara otomatis Google sudah mendapatkan promosi gratis setiap saat setiap waktu.
Melalui dunia online pula, kesempatan melakukan inovasi disruptif sangat besar. Contoh selain Google, Anda dapat melihat Amazon atau Skype. Kesempatan Anda mendesain ulang model bisnis konvensional juga sangat terbuka melalui dunia internet. Hal ini didukung oleh Raffi Amit dari Wharton School dan Christoph Zott dari Insead dalam tulisan mereka yang menyatakan “Opportunities to be very creative in the design of the business model – Kesempatan untuk menjadi sangat kreatif dalam desain model bisnis.”
Karenanya, gunakan otak Anda sekreatif mungkin untuk mendefinisikan secara presisi bentuk kesuksesan yang Anda inginkan. Tentunya tanpa melupakan perolehan profit yang sehat karena tanpa adanya laba ke dalam arus kas, perusahaan Anda tidak akan bertahan lama.
Sehubungan dengan artikel ini, mari kita definisikan kesuksesan tersebut sebagai kesuksesan membawa keuntungan yang didapat dari dunia online ke dalam dunia offline.
Sekarang, bayangkan bahwa Anda sudah memiliki bisnis online yang sukses. Dalam lingkaran komunitas Anda, Anda sudah melakukan sebuah pekerjaan kreatif yang mampu menghidupi Anda dengan sangat berkecukupan. Mari kita mengambil contoh e-commerce dalam bentuk online shop sebagai perwujudan pekerjaan kreatif sekaligus sukses tersebut. Melalui online shop yang Anda miliki, Anda menjual berbagai produk yang berkenaan dengan gaya hidup, misalnya sepatu, tas, dompet, cendera mata, gantungan kunci, hingga perhiasan. Sangat familier kan dengan keadaan di Indonesia? Karena kesuksesan yang Anda peroleh di dunia online dalam waktu kurang dari lima tahun, Anda ingin membawa kesuksesan serupa ke dunia offline. Mampukah Anda? Sudah adakah kesuksesan online menuju offline yang dapat menjadi contoh?
Chumbak
Sebuah perusahaan yang berasal dari negara yang juga saudara jauh kita, India, dapat menjadi contoh sangat baik. Chumbak dimulai pada 2010 dengan modal sekitar Rs 45 lakhs (± Rp 900.000.000,00) yang berasal dari penjualan rumah para pendirinya, Vivek Prabhakar (Pendiri dan CEO) dan Shubhra Chadda (Co-founder). Pendanaan lanjutan untuk pengembangan Chumbak mereka peroleh dari Seedfund dan Matrix Partners.
Awalnya, sepanjang 2010 s.d. 2013, Chumbak menjual produk-produknya hanya melalui jaringan internet dan distribusi. Pada masa-masa tersebut, Chumbak beroperasi melalui ruang studio luas yang berfungsi sebagai kantor sekaligus gudang. Seiring dengan semakin baiknya pencapaian-pencapaian perusahaan, Chumbak membuka toko pertamanya di Bengaluru pada Juli 2013.
Bagaimana cara mereka membuat strategi bisnis? Vivek dan Shubhra selalu jeli dalam melihat tren serta menganggap bahwa pengembangan produk-produk yang ada di Chumbak sebagai proses berkelanjutan. Setiap kali sebuah produk-produk baru diperkenalkan, produk lama yang semakin menurun tingkat permintaannya segera disingkirkan. Sebagaimana ciri khas perusahaan mula, semua proses perencanaan, desain hingga produksi dilakukan secara in-house.
Prabhakar berujar, “Saat kami memulai Chumbak, kami ingin menumbuhkembangkan distribusi, baik secara online dan offline melalui toko-toko yang menjual berbagai macam merek. Kami berhasil melakukan hal-hal tersebut pada dua tahun pertama dan menumbuhkan bisnis. Saat kami mulai berbicara kepada perusahaan pendanaan, salah satu hal yang kami bicarakan adalah mendirikan kios-kios kami sendiri dan toko-toko yang mengendalikan pertumbuhan.”
Berhubung biaya sewa ruangan dapat menjadi mimpi buruk, Chumbak mengambil keputusan strategis untuk berfokus hanya kepada toko-toko yang berukuran 14 s.d. 18 m2. Berdasarkan keputusan tersebut, Chumbak memiliki sekitar 20 toko dan kios di lima kota besar India. Bersama-sama dengan sekitar 60 outlet multi-brand tempat Chumbak menitipkan produk-produknya, kini penjualan online Chumbak menyumbang sekitar 15 persen total penjualan. Sedangkan Mumbai, New Delhi dan Bengaluru memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap total penjualan Chumbak.
Kira-kira langkah apa saja yang memberikan pencapaian-pencapaian tersebut bagi Chumbak? Apa yang menyebabkan Chumbak meraih kesuksesan bisnis online dan mampu membawa kesuksesan tersebut ke dunia offline, bahkan dengan hasil yang lebih baik?
“Ini adalah permainan volume. Kami memiliki sangat banyak variasi produk untuk dipilih, dengan rentang harga mulai dari 95 s.d. 1.495 Rupee (± Rp. 30.000,00 s.d. 500.000). Kami berhasil balik modal dalam waktu tiga tahun pertama bisnis berjalan. Dalam segmen produk-produk gaya hidup, hal terpenting yang harus diketahui adalah memahami konsumen Anda. Sekali Anda dapat memahami konsumen Anda dengan benar, Anda akan maju,” ujar Prabhakar.
Chumbak dengan kisahnya membuktikan bahwa bisnis yang dimulai dari ranah online juga bisa sukses di ranah offline. Jika Chumbak bisa, Anda pun mampu. Miliki impian, tetapkan tujuan, susun strategi, buatlah taktik dan beraksilah!
(Andika Priyandana; sumber: rediff.com. economist.com & sumber relevan lainnya)
Catatan: Artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Juli 2014.