Catatan Calon Ayah # 3: Proses Pembuatan si Dedek

Pastinya… lebih dari sekedar ketemuan, trus begituan, dan sembilan bulan kemudian, lahirlah sang bayi ke dunia.

14 minggu 4 hari – Menilik dari yang sudah kualami, aku sangat beryukur kepada Tuhan karena proses pembuahan yang sudah terjadi berjalan secara alami. Mengenai tempat dan waktunya, ngga tau yah… Mungkin pas bulan madu, pas liburan, pas di kamar, pas bercinta sampe 30 menit baru selesai… atau pas di puncak gunung, di dalam lift, di parkiran mal, di kebun belakang, di rumah tetangga, di mobil, di toilet kantor, di bioskop, di dapur (semua pilihan setelah “atau” adalah khayalanku).

Aku sangat bersyukur karena kami tidak perlu pergi ke obgyn atau klinik kesuburan untuk menjalani kegiatan-kegiatan yang membantu proses pembuatan si dedek, misalnya inseminasi buatan atau bayi tabung.

Aku juga masih ingat dengan sangat jelas, jernih, bening bagaikan kristal murni karena keberhasilan kami mendapatkan kehamilan dengan segera membuatku dikomentari ucapan-ucapan berikut:

  • “Terbukti bukan linggis biasa…” – Akang kakak sepupu
  • “Lu tokcer juga yah” – Muli temen kerja
  • “Mas Otot tokcer juga” – Utie temennya Dita kepada Dita, istriku
  • Dan masihhhh banyak lagi. Wahahahaha…

Pastinya, proses pembuatan si dedek memang kami rencanakan dan terjadi dalam ruang institusi resmi yang diakui agama, negara, dan budaya di seluruh penjuru dunia, yaitu lembaga perkawinan (buat yang lain-lain, harap diikuti ya). Bukan karena “kecelakaan”, kondom bocor, kelewatan pil KB, telat ngangkat atau semaleman berdiri.

Baiklah, sekarang  mari kita mulai bicara sains. Harap perhatiin, pahami, dalami, dan resapi ya, jangan mainan hape mulu.

Sperma bertemu sel telur

Catatan: Mohon perbaikan kalau ada yang salah, khususnya yang paham ilmu kedokteran

Kelamin wanita - sumber gambar: seer.cancer.gov

Kelamin wanita – sumber gambar: seer.cancer.gov

Bagi perempuan, kemungkinan untuk hamil dimulai di ovarium – ovary (liat gambar, ada dua dan bentuknya mirip kacang, nempel ke uterus). Nah, di situlah sel-sel telur diproduksi. Menariknya, sel telur tidak matang sekaligus di dua ovarium ini, tetapi di salah satunya.

Saat sebuah sel telur dilepaskan (iya, kamu bacanya bener. Itu beneran “sebuah”), itulah saat-saat ovulasi. Sel telur akan dilepaskan dan terhisap ke dalam tuba fallopi (fallopian tube). Kalau sel telur ini bertemu dengan sperma yang sehat saat jalan-jalan ke uterus, penggabungan demi kehidupan baru terjadilah.

Sedangkan bagi laki-laki, sperma selalu diproduksi dalam jumlah jutaan dalam ukuran mikroskopik, dengan tujuan utama dan satu-satunya, melakukan penetrasi ke sel telur. Sperma diproduksi di dalam testis (bentuknya juga mirip kacang) yang setiap kali ejakulasi, ada sekitar 250 juta sperma terlepas. Nah, sayangnya dalam proses pembuahan, hanya satu yang bisa membuahi sel telur (termasuk kasus bayi kembar). Sebanyak 249.999.999 sisanya harus gigit jari, hilang dalam tugas, atau menjalani tragedi lainnya.

sperma bertemu sel telur - sumber gambar: amarkedman.com

sperma bertemu sel telur – sumber gambar: amarkedman.com

Pertemuan sperma dan sel telur ini terjadi saat hubungan seksual. Dalam hubungan seksual, kenikmatan-kenikmatan yang tercipta ternyata memberikan manfaat biologi dalam bentuk cairan semen yang penuh dan padat dengan sperma yang jago berenang ke cervix, bahkan hingga tuba vallopi. Kemudian di sisi perempuan, kenikmatan dalam bentuk orgasme memberikan kontraksi seperti gelombang yang membantu menarik sperma ke dalam cervix.

Setelah pertemuan antara satu sperma paling jantan dengan sel telur terjadi, telur akan matang dalam 24 jam karena perpaduan materi genetik terjadi. Sel-sel terbelah dengan cepat sehingga membentuk embrio. Embrio ini kemudian akan jalan-jalan keluar dari tuba vallopi ke uterus. Di uterus inilah, embrio akan menempelkan dirinya. Akhirnya dalam hitungan minggu, perempuan tidak lagi menstruasi dan siap-siaplah merawat di dedek sejak masih di dalam rahim.

Sudah dulu ah, kapan-kapan dilanjut lagi sama Catatan Calon Ayah # 4 – Tes Kehamilan ya.

 

Jakarta, 13.9.2014

Andika Priyandana

NB: Mau baca Catatan Calon Ayah # 1 (klik di sini), kalo Catatan Calon Ayah # 2 (klik di sini).

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s